Skip to main content

Hari ini kamu... besok aku

by rhoner
Cerita ini adalah komentar dari sebuah post r/AskReddit yang berjudul 'Pernahkah kalian memberi tumpangan?', yang kemudian mencuri perhatian dan kepopulerannya melampaui post aslinya.

Hampir setiap kali aku melihat seseorang di pinggir jalan aku akan berhenti. Aku sedikit keluar dari kebiasaan dalam beberapa tahun terakhir, pindah ke kota besar dan semuanya, pacarku tidak terlalu suka pada prakteknya. Kemudian beberapa hal terjadi padaku dan mengubahku hingga menjadi sering memberikan tumpangan. Ini  adalah cerita yang panjang dan hampir tak ada hubungannya dengan orang menumpang, kecuali bahwa ini sama-sama terjadi di jalanan.

Setahun terakhir ini aku mengalami 3 kali masalah mobil. Mesin meleduk di jalan tol, sekring putus dan kehabisan bensin. Itu semua saat sedang mengendarai mobil orang lain, sehingga untuk beberapa alasan, membuatnya jadi makin bikin emosi. Terasa lebih parah lagi karena aku sudah terbiasa membawa dongkrak dan sekering cadangan di mobilku, dan cukup tahu untuk tidak memakirkan mobil di lereng curam dengan bensin kurang dari satu galon.

Ngomong-ngomong, setiap kali omong kosong ini terjadi, aku MUAK dengan bagaimana orang tidak mau repot-repot membantuku. Aku menghabiskan waktu berjam-jam di pinggir jalan bebas hambatan menunggu, menonton kendaraan layanan tol berhembus melewatiku, menunggu derek AAA muncul. Empat pompa bensin yang kumintai satu kaleng BBM mengatakan padaku bahwa mereka tidak dapat memberikannya karena alasan “demi keselamatanku” tetapi aku dapat membeli 1 galon tanpa penutup seharga $15. Sudah cukup, setiap kejadian akan membuatmu mengatakan hal semacam “negara ini akan masuk neraka dalam satu keranjang.”

Tapi kau tahu siapa yang datang menyelamatkanku tiga kali? Imigran. Imigran Meksiko. Tak satu pun dari mereka bisa Bahasa Inggris. Tapi salah satu dari pria ini memiliki pengaruh besar padaku.

Dia adalah orang yang berhenti untuk membantuku dengan sigap bersama seluruh 6 anggota keluarga di belakangnya. Aku sudah di pinggir jalan selama hampir 4 jam. Jeep besar, ban belakang pecah, punya cadangan tapi tak ada dongkrak. Aku memasang tanda di jendela mobil, tanda besar yang mengatakan BUTUH DONGKRAK dan menawarkan uang. Tidak ada hasil. Tepat ketika aku akan menyerah dan mau berjalan pergi dari sana sebuah van menepi dan seorang pria keluar. Dia mengukur situasi dan memanggil putri bungsunya yang berbicara Bahasa Inggris. Dia menyampaikan melalui putrinya bahwa dia punya dongkrak tetapi terlalu kecil untuk Jeep sehingga kami perlu mengganjalnya. Dia mengeluarkan gergaji dari van dan memotong gelondongan dari pohon tumbang di pinggir jalan. Kami menggulingkannya, menempatkan dongkrak di atasnya, dan bam, mulai bekerja. Aku mulai memegang pemutarnya dan, jika kau bisa mempercayainya, aku merusak pemutarnya. Itu salah satu yang bisa dilipat dan aku tidak hati-hati sehingga mematahkan kepalanya hingga bersih. Keparat.

Tanpa khawatir, dia berlari ke van, memberikannya kepada istrinya yang pergi dalam sekejap untuk membeli congkel roda. Istrinya kembali dalam 15 menit, kami menyelesaikan pekerjaan dengan sedikit berkeringat dan mengumpat (kayu bodoh itu mulai tak kuat), dan aku orang yang sangat bahagia. Kami berdua kotor dan berkeringat. Sang istri mengeluarkan kendi air besar untuk kami cuci tangan. Aku mencoba meletakkan 20 dolar ke tangan pria itu tetapi dia tidak mau mengambilnya, jadi aku memberikannya kepada istrinya sediam-diam mungkin. Aku mengucapkan terima kasih kepada mereka satu per satu. Aku bertanya kepada gadis kecil itu di mana mereka tinggal, berpikir mungkin aku bisa mengirimi mereka hadiah karena sudah begitu luar biasa. Dia bilang mereka tinggal di Meksiko. Mereka sedang di sini agar ibu dan ayah dapat memetik buah persik selama beberapa minggu ke depan. Setelah itu mereka akan memetik ceri kemudian kembali ke rumah. Dia bertanya apakah aku sudah makan siang dan ketika aku menjawab belum, dia memberiku tamale—semacam pepes asli Meksiko—dari kotak pendingin mereka, tamale terenak yang pernah kudapat.

Jadi, untuk memperjelas, sebuah keluarga yang tidak diragukan lagi lebih miskin daripadamu, aku, dan hampir semua orang di jalan itu, bekerja secara musiman di mana waktu adalah uang, mengambil satu atau dua jam dari hari mereka untuk membantu orang tak dikenal di sisi jalan ketika orang dengan truk derek hanya melewatiku. Wow...

Tapi kita belum selesai. Aku berterima kasih kepada mereka lagi dan berjalan kembali ke mobilku dan membuka alumunium foil tamaleku karena aku sudah kelaparan dan apa yang aku temukan di dalam? Uang $20 sialanku! Aku berputar dan berlari ke van dan pria itu menurunkan jendelanya. Dia melihat $20 di tanganku dan hanya memberi gelengan kepala yang berkata bahwa dia tidak akan menerimanya. Yang bisa kupikirkan untuk kuucapkan hanya “Por Favor, Por Favor, Por Favor” dengan tanganku terulur. Pria itu hanya tersenyum, menggelengkan kepalanya dan, dengan apa yang tampak seperti konsentrasi besar, berusaha sekuat tenaga untuk berbicara kepadaku dalam Bahasa Inggris:

“Hari ini kamu.... besok aku.”

Menggulung jendelanya, melaju pergi, putrinya melambaikan tangan ke arahku dari kaca belakang. Aku duduk di mobilku makan tamale sialan terbaik sepanjang masa dan menangis. Seperti gadis kecil. Ini merupakan tahun yang sulit dan tidak ada yang mematahkanku. Tapi ini di luar perkiraan hingga aku tak bisa menahannya lagi.

Sudah 5 bulan sejak aku membantu mengganti beberapa ban, memberikan tumpangan ke pom bensin dan, sekali, keluar 80 km dari jalurku untuk mengantar seorang gadis ke bandara. Aku tidak menerima uang. Setiap kali aku akan mengatakan hal yang sama kepada mereka:

“Hari ini kamu.... besok aku.”

**

tl; dr: cerita panjang yang mengocehkan kebaikan orang asing, khususnya orang-orang dari selatan perbatasan, memaksaku untuk lebih banyak membantu di jalanan dan dalam kehidupan secara umum. Aku yakin ini tidak akan berarti bagi orang lain, tetapi ini adalah hal penting bagiku di dekade 2010-ku.

** edit: Untuk OP, maaf telah membajak utasmu, ini tidak ada hubungannya dengan pencari tumpangan. Kupikir aku bisa melepaskan ini dari dadaku, menikmati kelegaan, dan menonton cerita ini merana di dasar halaman. Tapi aku senang orang-orang suka kisah ini dan kuharap ini akan menggerakkan kalian untuk lebih banyak membantu di hari demi hari kalian. **


Comments

  1. yahhh ini menyentuh banget sih.. gw juga pernah mengalami kesusahan di jalan, kekurangan uang dan kesialan lain.
    Tapi Alhamdulillah selalu ada aja orang mau bantu. dan kemudian mereka gak mau dibalas.

    Mungkin balasan yang benar adalah membantu lagi orang lain.

    ReplyDelete
    Replies
    1. syukurlah ya, ternyata masih banyak orang baik yang mau membantu tanpa pamrih.

      sebarkan kebaikan. meski kecil sekalipun.

      Delete
  2. Syukurlah ternyata kisah ini normal-normal aja dan justru mengharukan banget. Padahal udah siap-siap plot twist. Tapi ini lebih baik daripada tiba2 berubah jadi cerita horor :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Tinggalkan komentar

Terpopuler sepekan

Pengalaman diculik jin

Aku anggota tim SAR kehutanan AS, aku punya kisah untuk diceritakan [Part 2]

Aku anggota tim SAR kehutanan AS, aku punya kisah untuk diceritakan [Part 1]

Cerita Seram Api Unggun

Nyasar ke Dunia Gaib Bareng Abang Ojol - [Repost Twitter]

Cerita Horor Kaskus