Skip to main content

Aku anggota tim SAR kehutanan AS, aku punya kisah untuk diceritakan [Part 6]

by searchandrescuewoods

> Part 1
> Part 2
> Part 3
> Part 4
> Part 5

Sudah lama aku tidak update, jadi maaf karenanya. Dan juga ada sedikit kebingungan soal format baru yang ingin aku bereskan. Jadi beberapa cerita berikut ini akan dipost dengan sedikit berbeda! Semua akan diurutkan sesuai waktu kejadian, dan akan kuusahakan untuk menghubungkannya agar tidak terlalu banyak melompat.

Saat aku memulai sebagai anak baru, tak ada yang memberitahuku bahwa hal-hal aneh akan terjadi di pekerjaan ini. Kuasumsikan ini untuk mencegahku takut dan meninggalkan taman. Tapi beberapa bulan setelah pelayananku, saat aku masih anak baru, aku dan temanku mabuk di sebuah pesta, dan dia membeberkannya sedikit: “Yeah, kupikir aku bisa jadi sedikit gila di luar sana. Kupikir yang terburuk adalah saat seseorang mati padahal seharusnya tidak, tahu kan? Atau saat kami menemukan mereka mati sepuluh menit setelah ada yang bilang habis melihatnya. ‘Dia baik-baik saja saat aku melewatinya di tikungan, sumpah!’ Sial sekali. Seperti pria yang satu ini, yang kutemukan di sebuah musim panas di luar sebuah jalur yang populer. Seseorang masuk ke radio dan meneriakkan ada seseorang yang terbaring di tengah jalur dalam genangan darah luas. Jadi kami segera berlari ke sana, dan menemukan orang itu sudah terbaring seperti paku. Itu sudah pasti, karena bagian belakang kepalanya sudah seperti kentang tumbuk. Tengkoraknya hancur, otaknya bocor keluar seperti bubur, dan orang itu sudah tua jadi, yeah, mungkin dia jatuh dan mendarat pada kepalanya. Orang tua sering jatuh, jadi itu bukan hal janggal. Kecuali bahwa di tempatnya jatuh TIDAK TERDAPAT batu besar. Bahkan tak ada tunggul atau dahan besar di sana. Dan yang terpenting, tak ada jejak darah, jadi dia jelas mati di tempatnya terjatuh. Kau bisa menjadikannya sebagai pembunuhan, tapi ada orang-orang yang hanya berjarak sejauh garis pandang pria itu. Jika seseorang datang dari belakang dan membunuhnya, tak mungkin orang-orang di dekat sana tak mendengar. Dan lagi, meskipun berhasil, pasti akan ada jejak darah yang berhamburan di tempat itu. Tapi semua orang di TKP bilang itu seperti si pria jatuh dan membenturkan kepalanya di sebuah batu. Jadi dengan apa dia benturkan kepalanya? Lalu ada wanita ini yang kutemukan di taman yang berbeda sekitar 5 tahun lalu saat aku masih di bagian utara. Kami menemukannya di tengah ladang luas juniper (semacam semak berry), meringkuk di sekitar batang pohon, seakan dia memeluknya. Kami mengangkatnya untuk memindahkannya, dan air terjun besar keluar dari mulutnya, mengenai seluruh sepatuku. Pakaiannya kering, rambutnya kering, tapi jumlah air yang ada di dalam paru-paru dan perutnya luar biasa. Tak masuk akal. Laporan koroner? Bilang penyebab kematian adalah tenggelam. Paru-parunya penuh dengan air. Itu tadi, bahkan terjadi di gurun tinggi, dan tak ada badan air sejauh bermil-mil. Genangan pun tidak. Tak ada tanda ada orang lain pernah di sana. Maksudku, yeah, mungkin saja itu pembunuhan. Tapi kenapa harus pergi keluar untuk melakukannya? Kenapa tak tusuk saja dan selesai sudah? Entahlah, tetap aneh bagiku.”

Tentu saja hal itu agak membuatku takut. Tapi kami sedang mabuk, dan kupikir itu hanya kebetulan saja. Aku juga mengasumsikannya berlebihan, karena kalian tahu, kami sedang mabuk.

Nah, aku tak terlalu suka membicarakan kasus selanjutnya ini. Ini salah satu yang terparah dan sudah kucoba untuk melupakannya, tapi tentu bicara lebih mudah daripada melakukannya. Ini terjadi sekitar 6 bulan lalu setelah percakapan dengan temanku di bar itu, dan sebelum itu aku tak sering menemui hal-hal aneh. Sedikit ini itu, dan tentu saja tangga, tapi itu mudah jika kalian menganggapnya normal. Kasus yang satu ini sedikit berbeda.

Pria usia 20an dengan Down Syndrome hilang setelah keluarganya lengah di sebuah jalur yang besar. Ini aneh karena pria ini tak pernah pergi dari sisi ibunya. Ibunya mengaku dia diculik, namun sayangnya Ranger yang sudah tak di taman lagi menyindir bahwa tak akan ada yang mau menculiknya... yah, dengan cacat semacam itu. Tak begitu bijaksana memang. Kami membuang banyak waktu untuk menenangkannya agar bisa memintainya keterangan, dan kemudian kami membuat panggilan resmi untuk pencarian orang hilang. Karena mendesaknya situasi, bahwa korban tak bisa berfungsi sendirian, kami harus mendatangkan polisi setempat untuk membantu. Kami tak dapat menemukannya di malam pertama, yang mana begitu menyakitkan. Tak ada dari kami yang mau memikirkan bahwa dia sedang di luar sana sendirian. Kami menganggap dia terus berkelana, dan terus di depan kami. Kami mengeluarkan heli di hari selanjutnya, dan mereka menemukannya di sebuah ngarai kecil. Aku membantu menaikkannya, tapi dia sudah tidak dalam bentuk yang baik, dan kukira kami semua tahu bahwa dia memang tak akan berhasil. Dia jatuh dan mematahkan tulang belakangnya dan tak bisa merasakan bagian bawah tubuhnya. Dia juga mematahkan dua kakinya, satu di paha, dan dia kehilangan banyak darah. Dia kebingungan dan ketakutan sewaktu sendirian, jadi mungkin dia memperburuk keadaannya dengan menyeret tubuhnya bergerak. Aku tahu kelihatannya mengerikan, tapi saat aku di dalam heli bersamanya, aku menanyainya bagaimana dia bisa berkelana. Aku hanya ingin memberitahu ibunya, bahwa ini bukanlah salahnya, karena dia hilang begitu cepat dan kupikir dia tak akan bisa menanyainya sendiri. Dia menangis, dan mengatakan sesuatu soal bagaimana ‘si bocah sedih’ ingin dia untuk menemaninya bermain. Dia bilang si bocah kecil ingin ‘bertukar’ agar dia bisa ‘pulang’. Lalu dia menutup matanya, dan ketika membukanya lagi dia sudah ada di ngarai. Aku tak yakin dia berkata tepat seperti itu, tapi seperti itulah intinya. Dia terus menangis, bertanya di mana ibunya, dan aku memegang tangannya dan berusaha menenangkannya. ‘Dingin sekali.’ Dia terus berkata seperti itu. ‘Dingin sekali di sini. Kakiku membeku. Dingin sekali di luar. Tubuhku dingin sekali.’ Dia semakin melemah, jadi akhirnya dia berhenti bicara dan menutup matanya sesaat. Lalu, saat kami sudah lima menit sebelum tiba di RS, dia menatapku, dan dengan air mata besar bergulir dari wajahnya dia berkata, ‘Mama tak akan mau melihatku lagi. Aku sayang mama, kuharap dia ada di sini.’ Dan dia menutup matanya dan... dia tak pernah bangun lagi. Memilukan, dan aku tak suka membicarakannya. Kasus itu adalah salah satu kasus pertama yang sangat membuatku tergetar.

Karena aku sangat terpengaruh olehnya, aku mendekati seorang Ranger senior, yang akhirnya membantuku melaluinya. Seiring kami sering bersama, dan kami mulai saling mengenal, dia akhirnya membagikan salah satu ceritanya. Ceritanya mengganggu, tapi membuatku tahu bahwa aku bukanlah satu-satunya yang terpengaruh dengan hal-hal yang terjadi di sini. “Kukira kejadian ini sebelum kau masuk sini, karena kalau sudah kau pasti mengingatnya juga. Aku tahu kejadian ini tak muncul di berita, karena alasan tertentu, tapi semua orang yang cukup lama di sini pasti tahu. Pihak taman menjual sebagian tanah pada sebuah perusahaan penebangan, dan itu hal yang sangat kontroversial. Tapi itu bukanlah petak tanah yang luas atau tua, dan saat itu habis terjadi resesi, jadi kami sangat membutuhkan dana. Jadi, mereka mulai menebang petak hutan ini, dan kami mendapat panggilan bahwa supervisor kami harus segera datang. Entahlah, tapi akhirnya mereka mengirimku dan beberapa orang bersama sang kepala, mungkin untuk kekuatan jumlah, dan melihat apa yang terjadi. Kami sampai di sana, dan semua orang sedang berkerumun di sekitar sebuah pohon yang baru saja mereka tebang. Mereka semua kesal dan ketakutan lalu sang foreman menghampiri dan bilang dia ingin tahu pendapat kami. “Bagaimana pendapat kalian soal ini, semacam lelucon sinting? Nyali kalian besar sekali bisa melakukannya, kami membeli tanah ini dengan adil dan jujur!” Yah, kami tak tahu apa yang dia bicarakan, jadi dia membawa kami ke pohon tumbang ini, menunjuknya dan bilang bahwa saat mereka menebangnya, semua sudah seperti ini, dan terkutuklah mereka jika mereka yang melakukannya. Bagian dalam pohon itu membusuk dan berongga di salah satu tempat, dan saat mereka memotongnya terbukalah ruang itu, dan di dalamnya ada sebuah tangan. Benar-benar tangan yang terputus. Dan kelihatannya tangan itu benar-benar menjadi bagian dalam pohon. Sekarang kami pikir MEREKA mulai membuat lelucon, jadi kami bilang pada mereka bahwa kami tak ingin terlibat, dan kami beranjak pergi, tapi mereka bilang bahwa mereka sudah menghubungi polisi, dan bahwa mereka akan bilang ke media jika kami tidak di sana. Yah, hal itu menarik perhatian sang kepala, jadi mereka tetap di sana dan berbicara pada polisi. Semua menyangkal menaruh tangan itu di sana, lagipula, bagaimana mungkin mereka bisa melakukannya? Itu benar-benar tangan sungguhan, tidak menjadi mumi atau tulang. Tangan baru, mungkin belum satu hari lamanya. Para penebang bersikeras tidak menaruhnya di sana. Entah bagaimana tangan manusia yang masih segar bisa ada di dalam batang pohon yang hidup. Polisi memotongnya sedemikian rupa hingga kayu itu bisa menjadi potongan yang bisa dibawa. Lalu mereka membawa tangannya pergi dan menutup area. Diadakan penyelidikan besar-besaran, tapi aku tahu mereka tak akan mendapat jawaban. Sekarang cerita itu menjadi legenda, dan sejauh yang kutahu kami tidak menjual tanah lagi untuk ditebang.”

Seperti yang sudah kalian tahu, aku baru saja mendatangi seminar pelatihan dan sudah mendengar beberapa hal yang luar biasa dan mengerikan. Salah satu pria yang kuajak bicara saat di sana bercerita padaku saat kami sedang di api unggun pada suatu malam. Kami berdua sedang teler, kau mulai hapal polanya sekarang, dan kami bertukar cerita. Dia memberiku ini: “Aku dan seorang petugas sedang keluar untuk penyisiran lapangan karena beberapa pekemah melaporkan adanya suara teriakan di malam hari. Jadi kami keluar sana untuk melihat apakah ada beberapa singa gunung yang sedang berkeliaran di area, dan aku kena sial. Kami menemukan tiga dari mereka muncul di area berkemah dan aku muak terus-terusan berurusan dengan mereka. Ditambah, aku memang tak suka mereka. Mereka menjengkelkan, bersuara keras, dan mereka membuatku takut. Kucing sialan. Kotoran tak berguna. Aku menggerutukannya pada teman seperjalananku dan dia menganggapnya berisik. Jadi kami pergi melihat semua ranting patah ini dan apa yang terlihat sebagai sarang dan kami yakin di mana makhluk itu berada. Aku membuat panggilan dan mereka memintaku untuk memastikan, yang kalian tahu, artinya mereka memintaku menginjakkan kaki di gundukan kotoran dan menggunakannya sebagai bukti. Aku tidak melihatnya sedikitpun, jadi aku hanya memberitahu mereka untuk datang, selesai. Kami tahu makhluk terkutuk itu ada di suatu tempat di luar sini, bahkan meski aku tidak menginjak kotorannya atau masuk ke mulutnya, atau apapun. Teman seperjalananku pergi untuk kencing atau entah apa, dan aku tetap di belakang mengawasi sebuah liang di bawah sebatang pohon untuk melihat mungkin ada rubah atau semacamnya yang tinggal di dalamnya. Karena aku suka rubah, bung. Mereka sangat lucu. Tapi kemudian, aku melihat pohon ini dan mulai mendengar ranting patah yang datang berlawanan dari arah temanku pergi. Aku meraih pistol, tapi kau dan aku tahu itu tak akan berpengaruh pada si kucing. Aku mengokangnya dan berseru pada temanku untuk segera membawa pantat bodohnya kembali, tapi dia terlalu jauh dan tak bisa mendengarku. Aku berdiri dan menajamkan mata untuk melihat dari mana makhluk itu datang, dan sumpah, bung, aku sudah mau ngompol. Orang ini datang ke arahku, dan dia salto mundur melewati hutan. Bukannya berjalan, dia melakukan salto gila ini, dan sumpah demi Tuhan dia menghindari setiap kayu dan semak di jalurnya, seperti dia sudah tahu ke mana dia ingin pergi. Aku berkata pada pria itu untuk berhenti di tempatnya, bahwa aku mengacungkan senjata padanya, tapi dia terus mendekat, dan aku kehilangan kendali. Aku menembak di tanah depannya, dan itu adalah hal bodoh, tapi bung aku tak ingin orang ini dekat-dekat denganku. Saat aku menembak, dia sekitar 50 yard dariku, dan begitu tembakan berhenti, dia berputar dan pergi, salto mundur ke arah hutan. Rekanku mendengar suara tembakanku dan berlari kembali dan bertanya yang terjadi, dan aku memberitahunya ada orang aneh di luar sana yang sedang jungkir balik dan hanya Tuhan yang tahu alasannya, dan bahwa kami harus segera pergi dari sana. Aku memberitahu polisi apa yang terjadi, dan aku tidak dipecat, tapi bung, aku tak tahu apa makhluk sialan itu dan tak pernah lagi melihat yang seperti itu. Hal-hal benar-benar gila di sini.”

Kukira kita setuju bahwa ada banyak hal terjadi di hutan sana, dan aku tak ingin menebak-nebak itu apa, atau membuat teori-teori, yang kuinginkan hanyalah agar orang-orang menjauhi semua itu dan bahwa sangat penting untuk menjaga keselamatan saat kalian berada di luar sana. Aku tahu banyak dari kalian berpikir bahwa kalian tak terlihat, tapi faktanya kalian bisa MATI di luar sana, atau terluka, atau hilang. Itu lebih mudah dari yang kalian bayangkan.

Aku minta maaf untuk update yang pendek ini, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk melanjutkan series ini. Terima kasih untuk semua dukungan kalian yang terus berlanjut, itu sangat berarti bagiku!

> Part 7

Comments

  1. Di indonesia,kalimantan tengah ada jga yg mirip seperti manusia tapi jalannya mundur dan cepat,mereka sering berada di atas pohon dan memiliki senjata menyerupai sumpit..yts

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah baru tahu. jadi ngeri ngebayangin ada versi lokalnya.

      Delete

Post a Comment

Tinggalkan komentar

Terpopuler sepekan

Cerita Seram Api Unggun

Pengalaman diculik jin

Nyasar ke Dunia Gaib Bareng Abang Ojol - [Repost Twitter]

Peristiwa Ganjil di Patahan Amigara

Catatan Atas Awan

Ada yang mau tanya soal kemampuan ghaib dan indigo?