Skip to main content

Aku anggota tim SAR kehutanan AS, aku punya kisah untuk diceritakan [Part 3]

by searchandrescuewoods

> Part 1
> Part 2

Sekali lagi, kalian semua telah membuatku terkejut dengan banyaknya respon untuk ceritaku! Aku tak bisa membalas kalian satu per satu, jadi aku hanya akan menjawab beberapa pertanyaan yang sering muncul sebelum kita mulai ke cerita. Aku berusaha menulis sebanyak yang bisa kuingat, di samping cerita dari teman-temanku, dan mungkin aku tak akan update lagi sampai mendapat jawaban dari pertanyaanku sendiri pada atasanku.

Baiklah, jadi ini untuk pertanyaan yang sering kalian ajukan:

  • Sayangnya aku tak bisa mengatakan di mana tepatnya aku bekerja. Kenyataannya beberapa hal yang sering kusebutkan di sini bisa membuatku dalam masalah atau dipecat, jadi ada baiknya kalian tak perlu sering mendiskusikannya. Aku akan bilang bahwa aku di Amerika Serikat, dan berada di daerah yang terdiri dari banyak belantara. Kita bicara tentang ratusan mil hutan lebat, dengan pegunungan dan beberapa danau.
  • Masih saja banyak yang tertarik dengan tangga itu, dan kalian beruntung karena temanku punya cerita yang pasti akan membuat kalian senang. Akan kuberikan lebih di akhir update ini nanti. Aku sudah terpikir untuk bertanya pada atasanku, tapi sekali lagi, aku tak ingin membahayakan pekerjaanku. Tapi bagaimanapun, ada salah satu mantan atasanku yang sudah tak bekerja lagi di SAR dan ada kemungkinan dia mau membicarakan hal ini denganku. Aku akan menemuinya minggu ini, dan akan kuberitahu kalian jika aku berhasil.
  • Saran untuk menjadi anggota tim SAR, kupikir saran terbaik yang bisa kuberikan adalah untuk menghubungi kantor Kehutanan terdekat dan cari tahu apakah mereka membuka kursus training, atau persyaratan apa saja yang dibutuhkan. Aku sudah melakukan ini selama bertahun-tahun, dan aku memulainya dengan menjadi relawan di sebuah operasi SAR. Ini pekerjaan yang hebat, meski akan sesekali menemui hal tragis, dan aku tak ingin melakukan pekerjaan lainnya.

Baiklah, mari mulai ke cerita:

  • Yang pertama terjadi di kasus yang kutangani ketika aku baru saja menyelesaikan training dan aku masih sangat baru pada segala hal. Sebelum aku mengambil pekerjaan ini, aku adalah relawan, jadi aku sudah punya gambaran apa yang akan terjadi, tapi dalam panggilan seperti itu biasanya kau akan berurusan dengan orang hilang sehabis para petugas menemukan tanda keberadaan mereka. Sebagai petugas SAR, kau keluar untuk segala macam kasus, dari gigitan binatang hingga serangan jantung. Kasus yang ini datang di waktu yang masih sangat pagi, dari pasangan muda yang keluar dari sebuah jalur yang melewati danau. Sang suami begitu histeris, dan kami belum benar-benar tahu apa yang terjadi. Kami bisa mendengar jeritan wanita di belakangnya, dan dia meminta kami untuk segera naik. Saat kami sampai, kami melihat dia menahan istrinya, dan sang istri menahan sesuatu di lengannya. Sang istri menjerit ngeri, hampir seperti jeritan binatang, dan terisak. Sang suami melihat kami dan dia berteriak menyuruh kami untuk segera menolong mereka, untuk segera membawa ambulans kemari. Jelas kami tak bisa begitu saja membawa ambulans ke sana, jadi kami menanyainya apakah istrinya butuh bantuan, atau apakah dia bisa berjalan sendiri. Dia masih histeris, tapi dia bisa memberitahu kami bahwa bukan istrinya yang butuh bantuan. Aku mendekat ketika salah satu petugas sedang berusaha menenangkan sang suami, dan aku bertanya kepada sang istri apa yang terjadi. Dia menggeleng, menahan sesuatu, dan menjerit, terus dan terus menjerit. Aku menunduk dan melihat, apapun itu yang ditahan tangannya, membuatnya berlumuran darah. Itulah saat aku mengenali ada sebuah kain gendong dan jantungku mencelos. Aku memintanya memberitahu apa yang terjadi, dan dengan hati-hati aku membuka lengannya untuk melihat apa yang dia tahan. Itu adalah bayinya, jelas sudah tewas. Kepalanya tergolek ke salah satu sisi dan penuh luka. Aku sudah pernah melihat mayat, tapi sesuatu dari situasi ini membuatku terguncang. Aku mengambil waktu untuk menguasai diri, lalu aku berdiri dan mendekati salah satu petugas yang sedang siaga. Aku memberitahunya jika itu adalah mayat anak-anak, dan dia menepuk bahuku dan memberitahu bahwa dia akan mengurusnya. Butuh lebih dari satu jam untuk membuat wanita itu membolehkan kami melihat anaknya. Setiap kali kami mencoba mengambil anak itu darinya, dia meracau dan bilang bahwa kami tak bisa memilikinya, bahwa si anak akan baik-baik saja jika kami meninggalkannya sendirian dan membiarkan dia menolongnya. Tapi akhirnya, salah satu petugas berhasil menenangkannya, dan dia menyerahkan tubuh itu pada kami. Kami membawanya ke tempat medis, tapi begitu EMT muncul mereka memberitahu bahwa sama sekali tak ada harapan untuk menyelamatkan anak itu. Dia tewas seketika karena luka berat di kepalanya. Aku berteman baik dengan salah satu perawat yang bertemu dengan pasangan itu di rumah sakit, dan dia menceritakan apa yang terjadi. Ternyata pasangan itu berjalan dengan bayi di gendongan, dan mereka berhenti karena si anak rewel. Si ayah ganti menggendong si bayi dan membawanya melihat parit di dekat jalur setapak. Si ibu datang dan berdiri di sampingnya, tapi dia malah menginjak potongan tanah yang gembur, dan dia terpeleset. Dia menubruk si ayah, yang menjatuhkan si anak, yang kemudian jatuh sekitar 20 kaki ke dasar berbatu parit itu. Si ayah akhirnya memanjat turun untuk menyelamatkan si anak, tapi dia jatuh dan menimpa si anak tepat di kepalanya, dan tewas begitu dia sampai di sana. Si bayi masih sekitar 15 bulan. Itu benar-benar kecelakaan yang tak normal, serangkaian peristiwa yang berpadu hingga mengakibatkan hasil terburuk. Mungkin salah satu panggilan paling mengerikan yang pernah kudapat.
  • Aku belum melihat banyak serangan binatang selama menjadi petugas SAR, kebanyakan karena tak banyak binatang yang datang ke area ini. Ketika ada beruang di area ini, mereka akan cenderung jauh-jauh dari manusia, dan sangat jarang terjadi penampakan. Kebanyakan hewan yang akan kau lihat adalah yang kecil-kecil, seperti coyote, rakun, atau sigung. Yang paling sering kami lihat adalah moose (sejenis rusa besar di daerah Amerika). Dan biar kuberitahu kalian, moose adalah keparat licik. Mereka akan mengejar apa saja tanpa alasan, dan hanya Tuhan yang bisa menolongmu saat kau terjebak di antara betina dan anaknya. Salah satu panggilan yang lucu adalah dari seorang pria yang dikejar seekor moose jantan besar, dan terjebak di atas pohon. Butuh hampir satu jam untuk membantunya turun, dan ketika dia sudah menapak tanah lagi, dia memandangku dan berkata: ‘Sialan. Bajingan besar itu dekat sekali.’ Kukira ini tidak benar-benar menyeramkan, tapi kami masih sering menertawakannya.
  • Jujur aku tak tahu bagaimana bisa melupakan cerita ini, tapi yang ini, sejauh ini, adalah yang paling menakutkan yang pernah kualami. Kukira aku sudah mencoba melupakannya dulu-dulu sampai tak terpikirkan hingga hari ini. Sebagai orang yang selalu menghabiskan hampir seluruh waktunya di hutan, jangan pernah kau biarkan dirimu takut untuk sendirian, atau ada di tengah antah berantah. Itulah kenapa saat kau punya pengalaman seperti ini, kau cenderung untuk segera melupakannya dan move-on. Yang ini, sampai hari ini, adalah satu-satunya yang pernah membuatku serius berpikir ulang apakah ini adalah pekerjaan yang cocok untukku. Aku tidak begitu suka membicarakannya, tapi akan kuusahakan yang terbaik untuk mengingat semuanya. Seingatku, saat itu adalah akhir musim semi. Tipikal panggilan bocah-hilang: bocah perempuan 4 tahun berkelana sendirian meninggalkan area kemping keluarganya dan sudah hilang selama dua jam lamanya. Orangtuanya sangat putus asa, dan memberitahu kami seperti yang biasa orangtua lain katakan; anakku tak pernah keluyuran sendirian, dia anak baik yang tak akan pernah pergi jauh-jauh, dia tak pernah melakukan ini sebelumnya. Kami yakinkan bahwa akan kami lakukan segalanya untuk menemukannya, dan kami berpencar dalam formasi pencarian standar. Aku berpasangan dengan teman baikku, dan kami tidak berbicara selama perjalanan. Aku tahu ini kedengaran kasar, tapi kau akan menjadi peka jika sudah melakukan hal seperti ini cukup lama. Ini menjadi semacam norma, dan aku sedikit menyarankan kau harus belajar untuk membuat dirimu peka jika ingin bekerja seperti ini. Kami mencari selama dua jam penuh, mendatangi mata air di mana kami pikir mungkin dia berada, dan kami keluar dari sebuah lembah kecil ketika sesuatu membuat kami berdua berhenti dalam diam. Kami membeku dan melihat satu sam lain, ada sensasi bagai kehilangan tekanan di dalam pesawat. Telingaku meletup, dan aku merasakan sensasi seperti dijatuhkan dari ketinggian 10 kaki. Aku mulai menanyai temanku apa dia juga merasakannya, tapi sebelum sempat, kami mendengar suara paling keras yang pernah kudengar selama hidupku. Nyaris seperti kereta muatan yang lewat tepat di samping kami, tapi ini datang dari segala penjuru sekaligus, termasuk dari atas dan bawah kami. Temanku meneriakkan sesuatu padaku, tapi aku sama sekali tak mendengarnya karena deru yang menulikan ini. Jelas sekali ketakutan, kami melihat sekeliling, berusaha mencari sumber suara, tapi kami tak melihat apapun. Tentu saja pemikiran pertamaku adalah tanah longsor, tapi kami tidak dekat dengan tebing manapun, dan jikapun benar begitu, pasti kami sudah terkena longsorannya sekarang. Suara itu terus dan terus berlanjut, dan kami berteriak satu sama lain, tapi meski kami berdekatan kami tidak bisa mendengar selain suara ini. Kemudian, sama mendadaknya dengan dia datang, suara itu berhenti, seperti seseorang baru saja mematikannya dengan saklar. Kami diam selama beberapa detik, sama sekali tak bergerak, dan perlahan suara hutan yang normal kembali. Dia menanyaiku apa yang terjadi dan aku hanya mengangkat bahu, dan kami hanya berdiri di sana dan saling pandang selama satu menit lamanya. Aku mengambil radio dan bertanya pada yang lain apa ada yang juga mendengar suara kiamat barusan, tapi tak ada yang mendengarnya, bahkan meski saat itu kami masih bisa saling dengar dengan berteriak. Aku dan temanku hanya mengangkat bahu dan kami melanjutkan. Sekitar satu jam kemudian kami saling kontak di radio, dan belum ada yang menemukan gadis kecil itu. Seringnya kami tidak meneruskan pencarian jika sudah beranjak gelap, tapi karena kami belum menemukan petunjuk, beberapa dari kami memutuskan untuk melanjutkan, termasuk aku dan temanku. Kami tetap berdekatan, dan kami menyerukan nama si gadis setiap beberapa menit. Pada titik ini, aku amat sangat berharap kami akan menemukannya, karena meski aku tak suka anak-anak, gagasan bahwa dia sendirian di tengah kegelapan sangatlah mengerikan. Hutan bisa menakut-nakuti anak-anak saat siang; saat malam, yah, dia adalah makhluk buas yang sama sekali berbeda. Tapi kami tidak menemukan tanda apapun, atau mendapat sahutan, dan sekitar tengah malam, kami memutuskan untuk berbalik dan kembali ke titik berkumpul. Kami sedang setengah jalan untuk kembali ketika temanku berhenti dan menyorotkan senternya ke sebelah kanan kami, ke arah tumpukan pohon mati yang sangat tebal. Aku bertanya apa dia mendengar sahutan, tapi dia hanya menyuruhku untuk diam dan mendengarkan. Aku mendengarnya, di kejauhan, aku mendengar apa yang terdengar seperti anak yang menangis. Kami berdua memanggil nama gadis itu dan mendengarkan jika ada sahutan, tapi hanya ada tangisan lemah itu. Kami mendekat ke tumpukan pohon dan memutarinya, memanggil namanya lagi dan lagi. Semakin kami dekat ke tangisan itu, aku mulai merasakan firasatku tak enak, dan aku beritahu temanku bahwa ada yang tak beres. Dia memberitahuku hal yang sama, tapi kami tak bisa tahu apa itu. Kami berhenti dan memanggil lagi nama si gadis. Dan di saat bersamaan, kami akhirnya menyadarinya. Suara tangisan itu berulang. Itu adalah isakan yang sama, lalu ratapan, lalu cegukan pelan, begitu terus berulang. Dan itu sama persis setiap kalinya, dan tanpa mengucap sepatah pun, kami berdua lari. Itu satu-satunya aku pernah kehilangan kendali seperti itu, sesuatu tentangnya benar-benar tak beres, dan tak ada dari kami yang ingin ada di luar sana lagi. Ketika kami tiba di titik berkumpul, kami bertanya apakah ada yang pernah dengar sesuatu yang janggal, tapi tak ada satupun yang tahu apa yang kami bicarakan. Aku tahu ini terdengar anti-klimaks, tapi panggilan itu membuatku kacau untuk waktu yang lama. Untuk si gadis kecil, kami tak pernah menemukan jejaknya. Kami menaruh perhatian untuknya, dan untuk semua orang yang tak pernah kami temukan, tapi aku sungguh ragu kami akan menemukan sesuatu.

Dari panggilan orang hilang yang pernah kuterima, hanya beberapa gelintir saja yang dikatakan hilang sepenuhnya, yang artinya tak ada jejak manusia dan tak ada mayat yang ditemukan. Namun, kadang menemukan mayat justru malah menggiring pada lebih banyak pertanyaan, bukan jawaban. Berikut adalah beberapa penemuan mayat yang terkenal di tim kami:

  • Seorang remaja laki-laki mayatnya ditemukan hampir setahun setelah menghilang. Kami menemukan bagian atas tengkoraknya, dua tulang jari, dan kameranya hampir 40 mil dari tempat dia terakhir terlihat. Sayangnya kamera ini sudah hancur.
  • Tulang panggul seorang laki-laki tua yang hilang sebulan sebelumnya. Hanya itu yang kami temukan.
  • Dagu dan kaki kanan bocah 2 tahun di puncak tertinggi punggung bukit di bagian selatan taman.
  • Tubuh seorang anak perempuan 10 tahun dengan Down Syndrome, hampir 20 mil dari tempatnya hilang. Dia tewas karena paparan tiga minggu setelah menghilang, dan seluruh pakaiannya utuh kecuali sepatu dan jaketnya. Terdapat buah berry dan daging matang di dalam perutnya saat dilakukan otopsi. Pihak koroner bilang ada seseorang yang sempat merawatnya. Tak ada tersangka yang pernah teridentifikasi.
  • Tubuh beku seorang bayi 1 tahun, ditemukan seminggu setelah hilang, di dalam batang berongga sebuah pohon 10 mil dari area terakhir dia terlihat. Susu segar ditemukan di dalam perutnya, tapi lidahnya hilang.
  • Satu ruas tulang punggung dan tempurung lutut kanan dari bocah perempuan 3 tahun, ditemukan di salju hampir 20 mil dari area kemah keluarganya musim panas sebelumnya.

Sekarang kita ke cerita yang diceritakan temanku. Aku tahu kalian semua tertarik dengan tangga itu, dan kalian beruntung: dia punya pengalaman bertemu lebih dekat dengannya. Meski dia masih tak bisa menemukan penjelasannya, tetap saja dia punya pengalaman yang lebih dibandingkan denganku.

  • Temanku sudah menjadi petugas SAR selama kurang lebih 7 tahun, dia memulai sejak masih jadi mahasiswa baru, dan dia punya pengalaman yang persis saat pertama kali bertemu dengan tangga itu. Trainernya memberitahu hal yang sama dengan trainerku, untuk jangan pernah dekat-dekat, menyentuh, atau menaiki tangga itu. Untuk setahun pertama, dia mematuhinya, tapi akhirnya rasa penasaran mengalahkannya, dan di sebuah panggilan dia melanggar aturan itu dan pergi untuk mengecek satu set darinya. Dia bercerita mereka sekitar 10 mil dari jalur di mana seorang gadis remaja menghilang, dan anjing-anjing sedang mengikuti jejak bau. Temanku sedang sendirian, berjalan di belakang kelompok utama, saat dia melihat satu set tangga di sisi kirinya. Tangga itu terlihat seperti dari sebuah rumah baru, karena karpetnya masih baru dan putih. Dia bilang, begitu dia mendekat, dia tak merasakan perbedaan, atau mendengar suara-suara. Dia berharap sesuatu terjadi, seperti telinganya berdarah atau dia roboh, tapi dia sudah berdiri di depannya dan tak merasakan apapun. Hanya saja, dia bilang, aneh karena sama sekali tak tampak guguran di pijakannya. Tak ada tanah, daun, debu, atau apapun. Dan sama sekali tak ada pertanda aktifitas hewan atau serangga di area dekat situ, yang mana sangat janggal. Tampaknya seperti hal-hal menghindari benda ini, lebih seperti tangga ini hanya kebetulan saja ada di bagian hutan yang tandus. Dia menyentuh tangga itu, dan tidak merasakan apapun selain layaknya menyentuh permukaan karpet baru. Memastikan radionya masih menyala, dia naik ke atas tangga; dia bilang rasanya menakutkan, mengingat seperti apa tangga-tangga itu dicap selama ini, dia tak tahu pasti apa yang akan terjadi dengan dirinya. Dia bercanda bahwa sebagian dari dirinya berharap dia akan diteleportasi ke dimensi lain dan sebagian lagi berharap akan ada UFO yang menukik turun. Tapi dia tiba di puncak dengan mudah, dan dia berdiri di sana melihat berkeliling. Tapi, dia bilang, semakin lama di atas sana, semakin dia merasa telah melakukan perbuatan yang sangat tidak benar. Dia mendeskripsikannya seperti perasaan saat kau berada di dalam sebuah gedung pemerintah sementara kau tak punya urusan di sana. Seakan ada seseorang yang akan menangkapmu atau menembak kepalamu dari belakang kapan saja. Dia berusaha mengesampingkan semua itu, tapi perasaan itu malah semakin kuat, dan saat itulah dia sadar bahwa dia sudah tak mendengar apa-apa lagi. Suara hutan lenyap, bahkan dia tak mendengar suara napasnya sendiri. Itu semacam tinnitus (telinga berdengung), tapi lebih menekan. Dia turun dan kembali bergabung dengan pencarian, tidak menyinggung apa yang baru saja dia perbuat. Tapi, dia bilang, bagian paling aneh baru datang kemudian. Trainernya sedang menunggunya kembali di area kedatangan setelah pencarian hari itu berakhir, dan dia menyudutkan temanku sebelum bisa pergi. Temanku bilang trainernya melihatnya dengan tatapan marah, dan temanku bertanya ada apa. ‘Kau naik ke atasnya kan.’ Temanku bilang itu bukan kalimat tanya. Dia bertanya bagaimana trainernya bisa tahu. Si trainer hanya menggelengkan kepala. ‘Karena kami tidak menemukan dia. Dan anjing-anjing kehilangan penciumannya.’ Temanku bertanya apa yang bisa dia lakukan. Si trainer bertanya berapa lama dia di atas tangga, dan temanku bilang lebih dari satu menit. Si trainer memberinya tatapan mengancam, nyaris seperti tatapan membunuh, dan memberitahunya jika dia menaiki tangga lain lagi, dia akan dipecat. Seketika, si trainer berjalan pergi, dan aku menebak dia tak pernah menjawab lagi pertanyaan temanku sejak hari itu.

Temanku sudah terlibat dalam banyak kasus orang hilang di mana tak pernah ada jejak yang ditemukan. Aku menyinggung David Paulides, dan temanku bilang dia bisa memastikan bahwa semua cerita itu, sebagian besar, akurat. Dia bilang bahwa seringnya, jika seseorang tak langsung ditemukan, mereka tak akan pernah ditemukan, atau mereka akan ditemukan berminggu-minggu, bulan, atau tahun kemudian, di tempat yang harusnya mustahil mereka capai. Salah satu kisah yang begitu mencolok adalah yang melibatkan seorang bocah 5 tahun yang punya ketidakmampuan mental parah.

  • Si bocah kecil hilang dari area piknik pada akhir musim gugur. Sebagai tambahan dari ketidakmampuan mentalnya, dia juga cacat secara fisik, dan orangtuanya berulang kali menjelaskan bahwa dia tak mungkin begitu saja hilang. Itu mustahil. Seseorang pasti mengambilnya. Temanku bilang mereka mencari anak ini selama berminggu-minggu, pergi bermil-mil dari jangkauan normal, tapi itu seperti dia tak pernah ada di sana. Para anjing tak bisa menemukan baunya di manapun, bahkan di tempat piknik tempatnya menghilang. Kecurigaan jatuh pada sang orangtua, tapi sangat jelas bahwa mereka begitu putus asa, dan tidak melakukan apapun yang jahat pada anak mereka. Pencarian dihentikan sekitar satu bulan setelahnya, dan temanku bilang semua orang sudah melupakannya sampai kemudian akhir musim dingin tiba. Temanku sedang melakukan training operasi di salju, di salah satu puncak tertinggi, ketika dia menemukan sesuatu di salju. Dia bilang awalnya dia melihatnya dari kejauhan, dan ketika dia mendekat, dia sadari itu adalah sebuah kaos, beku dan merekat di salju hampir hancur. Dia mengenalinya sebagai kepunyaan si bocah. 20 yard dari situ, dia menemukan tubuh si bocah, tergeletak separuh terkubur salju. Temanku bilang tak mungkin anak itu tewas tak lebih dari beberapa hari, meski dia sudah hilang selama hampir tiga bulan. Si bocah meringkuk memeluk sesuatu, dan ketika temanku membersihkan salju untuk melihatnya, dia bilang dia nyaris tak percaya dengan apa yang dia lihat. Itu adalah sebongkah besar es, yang sudah terbentuk menjadi mirip manusia. Si anak menahannya dengan sangat erat hingga membuat dada dan tangannya membeku, yang kata temanku, bahkan ketika pembusukan sedang terjadi. Dia memanggil para awak yang ada lewat radio dan membawa tubuh itu menuruni gunung. Nah, dia lalu merekapnya untukku, sederhananya, tak mungkin anak itu bisa bertahan selama hampir tiga minggu, atau tiba di puncak itu dengan kemampuannya sendiri. Secara fisik tak mungkin anak ini bisa berjalan hampir 50 mil dan berakhir di puncak sebuah gunung. Dan puncak dari itu semua, tak ada apapun yang ditemukan di perut dan usus anak itu. Apapun, bahkan air sekalipun. Itu seperti, temanku bilang, si anak diambil dari muka bumi, dibuat mati suri, kemudian dijatuhkan di gunung ini berbulan-bulan kemudian hanya agar mati kedinginan. Dia tak pernah bisa memahami yang satu ini.

Cerita terakhir darinya yang ingin kubagikan cukup baru, hanya beberapa bulan lalu.

  • Mereka sedang keluar untuk pengintaian seekor singa gunung, karena sudah ada beberapa laporan penampakan dalam beberapa hari terakhir. Salah satu tugas kami adalah mengawasi area di mana hewan ini terlihat untuk memastikan jika mereka benar-benar ada kami bisa memberi peringatan pada pengunjung dan menutup jalur. Temanku sedang sendirian di bagian terlebat hutan kala senja ketika dia mendengar suara seperti wanita yang menjerit di kejauhan. Nah, seperti yang sudah kalian tahu, ketika singa gunung bersuara, suara mereka hampir mirip dengan jeritan wanita yang sedang dibunuh. Memang meresahkan, tapi ini masih normal. Temanku melaporkan lewat radio dan membiarkan regunya tahu bahwa dia mendengar sesuatu, dan bahwa dia akan lanjut untuk memeriksa barangkali dia bisa menemukan di mana teritori si singa. Dia mendengar si singa bersuara lagi beberapa kali, selalu dari arah yang sama, dan menentukan perkiraan wilayah gunung milik si singa. Dia sudah akan kembali ketika dia mendengar jeritan lain, kali ini hanya beberapa yard darinya. Tentu saja dia ketakutan dan mulai mempercepat langkah, karena hal terakhir yang dia inginkan adalah mendekati singa gunung dan dicabik-cabik sampai mati. Begitu dia sudah sampai di jalur, jeritan itu mengikutinya, dan dia mulai berlari. Ketika dia sudah sekitar 1 mil dari regunya, jeritan itu berhenti, dan dia melihat sekitar untuk memeriksa apakah singa itu mengikutinya. Saat itu sudah hampir malam, tapi dia bilang di kejauhan, tepat sebelum belokan jalan setapak, dia bisa melihat apa yang tampak seperti sesosok pria. Temanku memanggilnya, memberinya peringatan bahwa jalur itu ditutup, dan bahwa mereka harus kembali ke area kedatangan. Sosok itu hanya berdiri di sana, dan temanku berjalan mendekat. Begitu dia sudah 10 yard jauhnya, sosok itu, sesuai yang dia jelaskan, ‘mengambil langkah panjang yang mustahil’ untuk mendekatinya dan mengeluarkan jeritan yang sama dengan yang selama ini temanku dengar. Temanku tidak mengatakan apa-apa, dia hanya berbalik dan berlari kembali ke arah regu operasi, tanpa pernah menoleh ke belakang. Begitu dia sampai, jeritan itu sudah kembali ke balik hutan. Dia tidak memberitahukannya pada siapapun, hanya bilang bahwa ada singa gunung di area area tersebut dan mereka perlu menutup jalur sampai hewan itu ditemukan dan dipindahkan.

Karena sudah berubah menjadi dinding teks yang menjulang, aku akan mengakhiri entri di sini. Aku akan mendatangi training tahunan besok pagi, jadi aku tak akan muncul sampai awal minggu depan. Aku akan bertemu dengan banyak mantan trainer dan teman yang bekerja di area lain taman, dan aku akan bertanya soal cerita yang mau mereka bagikan. Aku sangat senang kalian semua tertarik dengan ceritaku, dan begitu aku kembali dari kegiatan, aku akan kembali menceritakannya!


Comments

  1. Ini cerita asli bukan si? Kalo asli, anjir serem banget si

    ReplyDelete
  2. Ah gila, serem banget. menghilang tanpa jejak atau menemukan mayat dari orang hilang, semuanya dipenuhi misteri.. Belum lagi kisah pilunya :(

    ReplyDelete

Post a Comment

Tinggalkan komentar

Terpopuler sepekan

Cerita Seram Api Unggun

Pengalaman diculik jin

Nyasar ke Dunia Gaib Bareng Abang Ojol - [Repost Twitter]

Peristiwa Ganjil di Patahan Amigara

Catatan Atas Awan

Ada yang mau tanya soal kemampuan ghaib dan indigo?