Skip to main content

Aku anggota tim SAR kehutanan AS, aku punya kisah untuk diceritakan [Part 4]

by searchandrescuewoods

> Part 1
> Part 2
> Part 3


Hai, guys! Aku kembali dari training, dan aku punya banyak cerita menarik untuk kubagikan pada kalian. Aku dapat cukup banyak cerita jadi aku akan memecahnya jadi dua part, dan ini adalah yang pertama. Aku akan senang menuliskan semuanya sekaligus, tapi aku belum punya waktu. Aku belum punya sesuatu yang luar biasa yang terjadi saat di luar sana, tapi kami mendapat satu insiden dengan seorang anak baru yang kupikir relevan. Karena aku yakin kalian sudah menunggu ini semua, aku akan langsung ke cerita. Aku akan menyebutkan pada setiap cerita siapa orang yang menceritakannya padaku.

K.D : K.D adalah seorang veteran wanita yang sudah menjadi petugas SAR selama 15 tahun. Dia adalah spesialis untuk penyelamatan di ketinggian gunung, dan sudah dikenal luas sebagai salah satu yang terbaik di bidangnya. Dia salah satu yang sangat antusias bercerita, dan karena kami sering bersama selama latihan, akhirnya dia menceritakan empat kisah yang paling kuingat.

  • Yang pertama adalah jawaban ketika aku bertanya soal panggilan paling traumatis baginya. Dia menggelengkan kepala dan menceritakan bahwa panggilan buruk ini biasanya terjadi di gunung, karena potensi untuk kecelakaan berat lebih tinggi di sana. Sekitar 5 tahun lalu, salah satu taman tempatnya bekerja punya rentetan kejadian orang hilang. Itu adalah tahun yang buruk, dia bilang, salah satu yang terparah dalam catatan musiman. Mereka mendapat paling tidak satu kaki salju baru setiap dua hari, dan ada beberapa longsoran yang menewaskan beberapa pendaki. Mereka memperingatkan pengunjung untuk tetap di area yang terpetakan, tapi tentu saja selalu ada orang-orang yang tak mendengarkan. Di sebuah kasus yang parah, sebuah keluarga tersapu bersih karena sang ayah berpikir dia tahu lebih banyak dari para petugas, dan dia membawa keluarganya ke area yang tak aman. Mereka ber-snowshoeing (berhiking di atas salju), dan tebakan terbaik K.D, mereka berjalan di beting salju yang terlihat keras, padahal aslinya tidak. Salju itu tak mampu menahan, dan keluarga ini jatuh hampir 300 kaki menuruni tebing. Mereka mendarat di bebatuan di bawah dan sang orangtua langsung tewas. Salah satu anaknya juga, tapi dua yang lain berhasil selamat. Yang satu patah kaki dan tulang iga retak, yang satu lagi hampir tak terluka kecuali beberapa memar dan pergelangan terkilir. Anak yang tak terluka meninggalkan saudaranya dan keluar untuk mencari pertolongan. K.D bilang anak ini tidak berhasil lebih dari setengah mil sebelum badai mengejarnya. Anak ini berhenti berusaha menghangatkan diri, atau mungkin sekedar istirahat, dan berakhir tewas membeku. Mereka akhirnya mencari keluarga ini dengan bantuan beberapa saksi mata yang melihat mereka berjalan ke arah belantara, dan K.D adalah yang menemukan si anak yang tewas kedinginan saat mencari bantuan. Dia bilang saat itu mulai bersalju, cukup untuk menghalangi pandangan jarak jauh, tapi tak cukup untuk membuat pencarian dihentikan. Dia melihat sosok yang duduk di salju di depan, dan dia mendatanginya secepat dia bisa. Dia menjelaskan, dengan rinci, saat dia mendekat, pertama dia menyadari bahwa itu adalah seorang anak-anak, yang ke dua bahwa anak ini sudah tewas, yang ketiga bahwa anak ini membeku dalam posisi paling menderita yang pernah dia temukan. Si bocah terduduk dengan posisi terbaik, dengan lutut menempel ke dada. Tangannya memeluk lututnya, dan kepalanya masuk ke kerudung mantelnya. Ketika K.D menyingkirkan kerudung untuk melihat wajahnya, dia melihat bahwa anak ini meninggal saat menangis. Wajahnya kusut, dan air mata membeku di pipinya. Dia bilang jelas bahwa anak itu ketakutan saat menyerah pada hipotermia, dan sebagai seorang ibu, hal itu membuat hatinya hancur. Dia bilang padaku, berulangkali, bahwa dia harap sang ayah sedang terbakar di neraka sementara dia berbicara.
  • Salah satu kisah traumatis yang dia ceritakan dan begitu melekat di kepalaku terjadi saat dia masih pemula. Timnya mendapat laporan bahwa ada pendaki berpengalaman yang tidak pulang hari sebelumnya. Istrinya yakin bahwa sesuatu yang buruk sedang terjadi, karena dia tak pernah terlambat pulang sebelumnya. Mereka keluar untuk mencarinya, dan harus mendaki pada bagian yang secara teknis sangat menantang di gunung. Mereka sampai pada area yang datar, dan K.D mulai melihat darah di salju. Dia mengikuti jejaknya, dan dia mulai melihat potongan tisu. Dia tak yakin dari bagian tubuh apa darah itu, tapi semakin jauh dia mengikuti, semakin banyak dia menemukannya. Dia mengikuti jejak darah dan tisu ini sampai pada tempat terlindung di bawah bagian muka tebing, dan dia menemukan si pendaki. Dia bilang ada begitu banyak darah, lebih dari yang pernah dia lihat sebelumnya. Si pendaki tergeletak dengan wajah menghadap bawah, satu tangan merentang ke depan, tewas dalam posisi merangkak. K.D mendekat, dan dia melihat bahwa si pendaki sudah kehilangan sebagian isi perutnya, yang mana dari sanalah asal semua tisu yang dia lihat. Orang itu memiliki pemecah es yang terselip di pinggulnya, dan sudah berlumur darah. Tentu saja mereka tak pernah tahu persis apa yang terjadi, tapi ini adalah yang terbaik yang bisa dia ketahui: Pria ini sedang berusaha memanjat ke area selanjutnya, dan sedang menggunakan pemecah esnya untuk naik. Mungkin dia mengenai bagian yang rentan, dan akhirnya terjatuh. Ketika terjatuh, atau mungkin saat mendarat, dia tertimpa kapaknya, dan itulah yang membuat isi perutnya keluar. Dia lalu menyeret tubuhnya, membuat bagian tubuhnya sendiri berceceran saat perjalanan, dan akhirnya meninggal di bawah tebing. K.D tidak begitu terganggu oleh hal yang berbau-darah, tapi aku menebak beberapa orang yang datang untuk membantu memindahkan tubuh itu muntah ketika mereka membaliknya dan sebagian besar ususnya tertumpah.
  • Aku sudah menyebutkan padanya bahwa aku tertarik dengan pengalaman apapun yang dia miliki tentang kasus orang yang hilang tanpa jejak. Matanya berkilat, dan dia mencondongkan tubuh padaku. ‘Ingin dengar yang benar-benar luar biasa?’ dia bertanya. Dia memberitahuku tentang bagaimana, ketika dia memulai, ada sebuah kasus yang begitu banyak mendapat perhatian media. Sebuah keluarga sedang keluar untuk memetik berry di sebuah area hutan yang dekat dengan pintu masuk. Mereka punya dua anak laki-laki, semua tak lebih dari 5 tahun, dan di suatu saat siang itu, salah satunya lenyap. Diadakan pencarian besar-besaran, dan mereka sama sekali tak menemukan apapun. Ini adalah salah satu kasus yang seakan si bocah tak pernah ada di sana. Anjing-anjing hanya duduk tidak mendapat apa-apa, tak ada jejak si bocah yang ditemukan. Pencarian berlangsung selama 2 bulan sampai akhirnya dihentikan. 6 bulan kemudian, keluarga itu datang lagi untuk meletakkan bunga pada memorial yang sudah dibuat untuk si anak. Mereka membawa putra mereka yang satunya. Ketika mereka menaruh bunga, mereka mengalihkan pandang dari si anak untuk sekitar 3 detik, dan dalam rentang waktu itu si anak sudah hilang di tengah udara kosong. Kini jelas sang orangtua sudah lebih dari sekedar putus asa. Sudah cukup mengerikan kehilangan seorang anak, dan dua adalah tak terbayangkan. Pencariannya begitu luas, salah satu yang terluas dalam sejarah. Ada sekitar 300 relawan yang menyisir setiap inchi taman itu, mencari si anak. Tapi lagi-lagi, sama sekali tak ada jejak darinya. Pencarian berlangsung selama kurang lebih seminggu, dengan orang-orang mencari bermil-mil dari bagian taman tempat si anak menghilang. Kemudian, hampir 2 minggu kemudian, seorang relawan yang hampir 15 mil dari area yang ditentukan, memberitahu lewat radio bahwa dia menemukan si anak. Mereka mengasumsikan si anak sudah tewas, tapi si relawan bilang anak itu tak hanya hidup, dia juga masih utuh. K.D dan timnya pergi untuk mendapatkan si anak, dan begitu sampai, dia tak bisa percaya bahwa itu adalah anak yang selama ini hilang. Pakaiannya bersih, tak ada noda padanya di manapun, dan dia tak terlihat dalam keadaan trauma. Si relawan bilang dia menemukan si anak duduk di atas gelondongan kayu, bermain dengan bundelan ranting yang diikat dengan tali tua. K.D bertanya dari mana saja dia, dengan siapa dia selama 2 minggu ini, dan si anak bilang dia bersama ‘the fuzzy man’ (orang berbulu / kabur). K.D sungguh percaya dengan Bigfoot, jadi dengan bersemangat dia bertanya apa yang dia maksud dengan ‘fuzzy’. Apakah dia berbulu? Tapi si anak bilang tidak, dia tidak berbulu. Dia adalah ‘fuzzy man’, dan dia mendeskripsikannya sebagai orang yang ‘ngeblur’, ‘seperti saat kau menutup mata tapi tak benar-benar menutupnya’. Dia bilang orang itu keluar dari dalam pepohonan dan mengambil si anak bersamanya ke kedalaman hutan. Si anak bilang dia tidur di dalam rongga pohon dan ‘the fuzzy man’ memberinya berry untuk makan. K.D bertanya apakah orang ini jahat, atau menakuti si anak, dan si anak bilang ‘tidak, dia tidak menakutkan. Tapi aku tak suka dia tak punya mata’. K.D bilang mereka membawa si anak ke markas, dan polisi membawanya ke kota untuk membicarakan lebih detail apa yang terjadi. K.D berteman dengan polisi yang berbicara dengan anak itu, dan dia bilang si anak mendeskripsikan dirinya di jaga di dalam pohon oleh ‘the fuzzy man’ ini, dan diberi buah berry setiap kali lapar. Dia diperbolehkan jalan-jalan di tempat tertentu, tapi saat dia ingin berjalan lebih jauh, ‘the fuzzy man’ akan ‘marah dan berteriak sangat kencang meskipun dia tak punya mulut.’ Saat si anak ketakutan di waktu malam, ‘the fuzzy man’ akan ‘membuatnya jadi terang’ dan memberinya bundelan ranting. Dia bilang ‘the fuzzy man’ ingin terus menjaganya, tapi dia harus melepasnya karena si anak bukanlah ‘yang tepat’. Dia tak bisa atau tak mau lebih rinci daripada itu. Para polisi hanya menggaruk kepala, dan pencarian saudaranya kembali dilakukan tanpa hasil. Si anak tak tahu di mana saudaranya berada, dan mereka tak pernah menemukannya.
  • Cerita terakhir yang K.D berikan terjadi ketika dia terpisah dari rombongan trainingnya saat dia masih anak baru. Mereka sedang belajar dasar-dasar penambatan pada ketinggian di sisi gunung, dan dia merasa kebelet. Dia pergi sekitar 50 yard dari grupnya di waktu istirahat makan dan melakukan hajatnya. Kukatakan persis seperti yang dia bilang, ‘Jadi aku pergi kencing, dan begitu selesai, aku mulai kembali ke grupku. Tapi aku baru bergerak 5 kaki saat menyadari aku tak tahu sedang ada di mana. Dan ini bukan tersesat ‘oh, aku harus berbalik’. Maksudku, aku benar-benar tak tahu sedang di mana. Jika kau tanya aku, aku tak tahu harus menjawab sedang di bagian negara mana. Aku membayangkan seperti itulah rasanya amnesia, kau tahu? Kau sepenuhnya hilang, dan kau tak tahu apa yang harus dilakukan. Jadi aku hanya diam di sana, memikirkan sedang di mana aku dan apa yang akan kulakukan. Tapi semakin lama aku di sana semakin aku merasa kebingungan, jadi aku mulai berjalan. Seingatku aku hanya berjalan ke arah asal. Dan begitu aku berjalan, semua semakin parah, aku semakin bingung dan tak tahu kenapa aku ada di gunung itu. Aku hanya berjalan terseok melewati salju, lalu kudengar suara ini. Suaranya seperti di dalam kepalaku, hampir. Seperti suara katak yang bicara, rendah dan parau. Selalu mengucapkan kata yang sama ‘tak apa, tak apa, kau hanya perlu menemukan sesuatu untuk dimakan. Cari sesuatu untuk dimakan dan kau akan baik-baik saja, terus berjalan dan cari sesuatu untuk dimakan. Makan. Makan.’ Jadi aku mulai berkeliling dan mencari apapun yang bisa kumakan, dan sumpah aku tak pernah selapar itu seumur hidupku. Tak ada puasnya, dan kupikir aku akan memakan apapun yang kau taruh di depanku saat itu. Aku tak paham waktu, jadi aku tak tahu berapa lama aku di sana ketika kudengar suara nyata yang datang dari arah depanku. Aku mendekat dan melihat salah satu anggota SAR, dan dia terlihat begitu ketakutan. Dia berlari ke arahku, menanyai bagaimana keadaanku dan apa yang kulakukan di sana. Dan hal menakutkannya adalah, saat dia berlari ke arahku, aku setengah sadar meraih pisau berburu di pinggangku. Aku tak begitu memikirkan apa yang kulakukan, yang kupikirkan hanya aku harus makan. Jika aku tak makan, aku akan celaka, jadi aku harus makan. Di melihat tanganku dan bergerak mundur. Dia menyuruhku menyingkirkan pisaunya, bahwa dia tak akan menyakitiku, dan aku seperti tersadar. Tiba-tiba, aku tahu di mana aku berada, dan kusingkirkan pisau itu. Aku berlari ke arahnya dan bertanya berapa lama aku hilang, mengira mungkin sekitar setengah atau satu jam. Tapi dia bilang bahwa aku hilang selama 2 hari. Aku pergi melewati dua puncak dan berakhir hampir di sisi lain gunung, dan jika aku terus, aku akan berkelana sekitar 300 mil ke alam liar. Mereka tak akan pernah menemukanku. Dia tak percaya aku masih hidup, dan tentu saja aku tak tahu apa yang harus kupikirkan. Bagiku, waktu sama sekali tak terlewati. Aku tak bilang apa-apa, aku hanya kembali bersamanya ke titik berkumpul dan aku di bawa ke markas untuk kemudian di antar ke RS. Saat aku tiba di sana, mereka melakukan bermacam tes, dan aku berusaha memahami apa yang terjadi. Mereka bilang, aku punya semacam fuque; sejenis amnesia, atau seperti otakku mendapat pukulan dan hilang ingatan untuk sesaat. Tapi kami sama-sama tak tahu kebenarannya. Itu tak pernah terjadi lagi, tapi kuberitahu, sejak itu aku tak pernah keluar sendirian. Orang-orang mengejekku karena selalu mengajak teman saat pergi meninggalkan rombongan, tapi aku hanya bilang pada mereka bahwa mendengarkan suara kencingku di salju lebih baik daripada kehilangan aku selama 2 hari di gunung yang membeku.’

EW: Orang yang kuajak bicara selanjutnya adalah E.W, mantan trainer yang sekarang bekerja sebagai EMT (petugas medis darurat). Dia masih kadang keluar untuk membantu pencarian seperti ini, tapi sudah tidak penuh-waktu seperti kami. Dia spesialis penemu anak hilang, dia seperti punya indera ke 6 saat tahu di mana menemukan mereka. Dia adalah legenda di antara para petugas senior tapi akan malu saat kau memujinya. Dia duduk bersamaku saat makan malam di suatu malam, dan akhirnya kami bertukar cerita. Kebanyakan hanya hal-hal biasa, tapi ketika kami sampai pada subyek penggilan aneh yang pernah kami dapat, aku memberitahunya bahwa aku punya teman yang pernah menaiki sebuah tangga. Dia terpaku untuk sesaat kemudian bertanya apa aku pernah dengar kisah anak yang hilang dari taman ini tahun belakangan. Aku belum mendengarnya, jadi dia menceritakan cerita ini.

  • Mereka sedang melakukan pencarian untuk seorang anak laki-laki 11 tahun, Joey, yang hilang di dekat sungai. Tentu dugaan pertama adalah dia jatuh dan tenggelam, tapi saat mereka mengeluarkan para anjing, anjing-anjing itu membawa para petugas menjauh dari sungai menuju area hutan yang padat. Ketika kami melakukan pencarian, kami mencari dengan pola petak-petak, dan kami menyisir setiap ‘kotak’ pola dengan sangat menyeluruh. Apa yang tim E.W temukan adalah kemunculan sebuah pola yang janggal. Anjing akan menemukan bau Joey di sebuah kotak, tapi kemudian kehilangan baunya saat tiba di kotak selanjutnya. Jika kau bayangkan papan catur, bau Joey ada di setiap kotak hitam secara acak, tapi tak pernah ada di kotak putih. Tentu saja ini tak masuk akal, karena bagaimana mungkin seorang anak melompat dari satu area ke area lain tanpa meninggalkan jejak di tempat yang harusnya dia lewati? E.W dan rekannya melewati satu petak di peta, dan E.W melihat satu set tangga sekitar 50 yard jauhnya. Dia bilang pada rekannya bahwa mereka harus memeriksa di dekatnya, tapi rekannya menolak secara terang-terangan. Dia bilang pada E.W bahwa dia sudah sampai pada titik di mana tak akan dekat-dekat lagi dengan tangga yang dia lihat, dan meski itu sudah rutin, dia tak akan berpura-pura bahwa itu normal. Dia bilang pada E.W bahwa dia akan mengawasi dari kejauhan sementara dia memeriksa. E.W bilang dia jengkel, tapi dia paham dengan rekannya jadi tidak memaksanya untuk mendekat. ‘Aku berjalan melewati tangga. Tangga itu kecil, seperti tangga ke basement. Aku tidak takut atau merasakan apapun tentang tangga itu. Kupikir aku seperti yang lain, dan aku hanya berusaha untuk tidak memikirkannya terlalu sering. Bagaimanapun, aku melewatinya lalu melihat sesuatu tergeletak di pijakan terbawah, seperti meringkuk. Jantungku berdesir, karena tentu saja kau akan berharap yang terbaik. Dan kami cukup yakin akan menemukan anaknya hidup-hidup karena dia baru hilang beberapa jam. Tapi aku langsung tahu bahwa itu benar dia, dan dia sudah tewas. Dia meringkuk seperti bola di pijakan, memegang perutnya. Sepertinya dia dalam rasa sakit yang luar biasa saat tewas, tapi aku tak melihat darah selain yang ada pada bibir dan pipinya. Aku memanggil dan mengabarkan telah menemukannya, dan kami membawa tubuhnya kembali sesuai perintah. Keluarga yang malang, mereka sangat hancur. Orangtuanya tak mengerti kenapa dia bisa meninggal, karena dia hanya hilang dalam waktu yang singkat. Dan di atas semua itu, kami tak dapat menemukan penyebab kematiannya. Kupikir dia tewas karena makan sesuatu yang beracun, mengingat dia sedang memegang perutnya saat kutemukan, tapi aku tak ingin menebak. Sudah sangat berat mendengar anakmu tewas, apalagi dengan tambahan seorang petugas SAR bodoh yang mencoba menebak yang terjadi. Mereka membawanya pergi, aku pulang dan mencoba tak terlalu memikirkannya. Aku benci menemukan bocah mati. Aku suka pekerjaan ini, tapi itu tidak termasuk salah satunya. Aku punya dua putri, dan bayangan kehilangan mereka...’ Dia sedikit tercekat. Aku tak pandai dengan hal emosional macam ini, dan selalu canggung melihat laki-laki dewasa menangis, jadi aku sungguh tak tahu apa yang harus dilakukan. Akhirnya dia menguasai diri dan melanjutkan. ‘Kami tak selalu mendengar penyebab kematian dari pihak koroner. Kukira itu bukan urusan kami, dan kadang mereka pikir itu akan melanggar aturan. Tapi aku punya teman yang bekerja di departemen sherif, dan biasanya dia akan menyampaikan info apa saja yang kutanyakan. Aku mendapat telepon darinya satu minggu kemudian. Dia tanya apa aku ingat anak itu, tentu saja aku ingat, dan dia bilang bahwa ada beberapa hal aneh yang terjadi. Dia memberitahuku, ‘E.W, kau pasti mengira aku gila, bung, tapi koroner bilang mereka tak tahu yang terjadi pada si anak. Mereka tak pernah melihat hal seperti ini.’ Temanku melanjutkan cerita bahwa ketika koroner membedah si anak, dia tak percaya dengan apa yang dia lihat. Organ si anak seperti keju Swiss. Sebuah lubang menembus setiap organ yang dimiliki si anak, selain jantung dan paru-parunya. Tapi usus, lambung, ginjal dan salah satu testisnya, sudah kosong menjadi lubang bersih. Temanku bilang koroner menggambarkannya seperti seseorang menggunakan pelubang-kertas besar dan mengeluarkan apa saja, dan semuanya sangat rapi. Si anak sama sekali tak tergores, tak ada bekas luka untuk mengeluarkan organnya. Yang paling mirip dengan yang pernah mereka lihat adalah saat ada seorang pria yang ‘mengisi’ dirinya sendiri penuh dengan buckshot (peluru gotri/berburu) sekitar setahun lalu ketika sedang membersihkan senapannya. Tak ada yang tahu apa yang menjadi penyebabnya. Temanku bertanya apa aku pernah mendengar hal semacam itu, atau apa kami pernah punya kasus yang mirip dahulu kala. Tapi aku tak pernah dengar hal semacam itu. Sejauh yang kutahu, koroner menetapkan kematiannya disebabkan oleh sesuatu yang terdengar seperti ‘pendarahan dalam besar-besaran’, tapi tak ada yang tahu pastinya. Aku tak pernah melupakan anak itu. Aku masih memimpikannya kadang-kadang. Aku tak mengizinkan anakku pergi ke hutan sendirian, dan jika kami pergi bersama aku tak akan mengalihkan pandangan darinya. Aku suka berada di luar sini. Tapi kasus itu, dan beberapa yang lain, kini membuatku terusik.’ Makan malam berakhir, jadi kami mulai bersih-bersih dan kembali ke kabin masing-masing. Sebelum kami berpisah, dia meletakkan tangannya di bahuku dan melihatku lekat-lekat. Dia bilang bahwa ada hal jahat di luar sini. Hal yang tak peduli bahwa kita punya keluarga, atau hidup atau mati, atau bahwa kita bisa berpikir dan merasa. Dia menyuruhku berhati-hati dan berjalan pergi. Aku tak punya kesempatan untuk mengobrol dengannya lagi, tapi cerita itu terjebak di kepalaku.

PB: Murni kebetulan, aku berkesempatan ngobrol dengan veteran lain, P.B yang sudah di SAR lapangan selama bertahun-tahun. Kami rekanan di petak yang sama saat latihan, dan kami mengobrol biasa tentang betapa kami suka pekerjaan ini, apa yang sudah kami lihat, dan semacamnya. Pada akhirnya, kami bertemu pada satu set tangga, tapi yang ini mungkin bekas menara pengawasan yang sudah tua di area ini. Aku memperlihatkan bahwa aku sedikt penasaran dengan tangga, dan aku berharap bisa tahu lebih banyak. Dia terlihat diam seakan ingin memberitahukan sesuatu padaku tapi tak yakin apakah itu harus. Akhirnya dia menyuruhku untuk mematikan radio. Harusnya ini adalah hal yang dilarang, tapi aku melakukannya, dan dia melakukannya juga.

  • Sekitar 7 tahun lalu, dia memberitahuku, dia sedang mendatangi sebuah panggilan bersama seorang anak baru. Mereka berada di area taman yang punya banyak laporan kejadian aneh. Orang hilang, cahaya di tengah hutan, suara aneh, hal semacam itu. Si anak baru ketakutan sepenuhnya, terus berbicara tentang ‘hal-hal yang ada di hutan’. Sesuai kata P.B: ‘Orang itu tak mau berhenti bicara soal ‘Goatman’ (manusia kambing). Terus saja Goatman ini Goatman itu. Akhirnya aku memberitahunya ada banyak hal yang harusnya lebih dia takuti di luar sini dan lebih nyata, dan sebaiknya dia berhenti dengan Goatman ini. Si anak baru bertanya hal apa itu dan aku hanya menyuruhnya diam dan terus berjalan. Kami melewati sebuah puncak bukit kecil dan ada sebuah tangga sekitar 10 yard di depan. Si anak baru berhenti terpaku di jalurnya dan berdiri di sana mengamati tangga itu. Kubilang padanya, ‘Lihat kan? Itu yang harus kau takuti.’ Si anak baru bertanya apa yang dilakukan tangga itu di sana, dan dengan beberapa alasan, kuceritakan yang sebenarnya. Atau apa yang kudengar sebagai kebenarannya. Aku sudah mendapat banyak masalah karenanya, dan bisa mendapat banyak masalah lagi karena mengulanginya padamu. Tapi kau anak baik dan aku ingin kau berhenti mencari-carinya. Berhentilah saat kau menemuinya. Agar aku bisa memberitahu apa yang kutahu, dengan syarat kau tak akan membuka mulut sedikitpun.’ Aku bilang padanya tak akan bilang pada siapa-siapa, dan dia memastikan radio kami sudah dimatikan. ‘Saat pertama kami keluar, kami sedikit bungkam tentangnya, dan tentang hal-hal lain yang terjadi di luar sini. Kami sudah memperingatkan pada orang-orang sebelum mereka mulai dipekerjakan bahwa banyak hal-hal tak masuk akal terjadi di sini. Kukira Dinas Kehutanan lelah dengan banyaknya tingkat anggota yang mengundurkan diri, dan mereka ingin orang tahu apa yang akan mereka hadapi. Jadi mereka mulai membuat kesepakatan dengan orang-orang ini agar mereka tidak menceritakan kepada media apa yang sudah mereka lihat. Dinas Kehutanan tak ingin menakuti orang-orang, jadi hal terakhir yang mereka inginkan adalah amatir yang berlari ke media dan menceritakan kisah hantu dan tangga gaib. Tapi akhirnya mereka sadar bahwa surat pernyataan bukanlah hal yang penting. Petugas tak ingin membicarakan tentang apa yang mereka lihat, mereka tak mau. Kadang media berusaha untuk bicara pada mereka saat ada anak atau pendaki yang hilang, dan tak ada seorangpun yang akan bicara. Aku tak bisa menjelaskannya. Kukira kami hanya... tak ingin mengakui bahwa ada sesuatu yang keliru. Sudah tugas kami untuk menjaga hutan setiap harinya. Kami tidak boleh punya rasa takut, dan cara terbaik adalah dengan berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Jadi aku memberitahumu apapun yang bisa kupikirkan, dan aku melakukannya dengan niat kebaikan. Dan aku harap kau tidak akan pernah menyinggung hal itu lagi di dekatku, jangan pernah. ‘Tangga itu sudah ada di sini semenjak hutan ini ada. Kami punya catatan satu dekade ke belakang tentangnya. Kadang orang naik ke atasnya, dan tak ada yang terjadi. Lain waktu... Dengar, aku tak suka membicarakan ini, tapi terkadang, hal-hal buruk terjadi. Aku melihat satu pria yang tangannya terpotong sepenuhnya saat dia tiba di puncak tangga. Dia menggapaikan tangan untuk menyentuh sebuah ranting, dan itu terjadi begitu cepat. Satu detik tangannya di sana, dan detik berikutnya sudah hilang. Luka yang sangat bersih. Kami tak menemukan tangannya, dan pria itu nyaris mati. Dia waktu lain, seorang wanita menyentuh salah satu tangga, dan pembuluh darah di otaknya pecah. Benar-benar meledak, seperti balon air. Dia terhuyung dan mendekatiku, dan yang dia katakan adalah ‘Kupikir ada yang salah dengan tubuhku.’ Dia ambruk seperti karung semen, mati sebelum menyentuh permukaan tanah. Aku tak akan melupakan bagaimana darah itu keluar dari balik matanya. Sebelum dia mati, aku melihat mata itu berubah merah. Aku melihatnya terjadi dan tak ada yang bisa kulakukan untuk memberi pertolongan. ‘Kami memperingatkan orang agar tidak mendekatinya, tapi paling tidak selalu ada satu orang bodoh yang melanggarnya. Dan bahkan jika tak ada yang terjadi pada orang-orang itu, hal yang buruk selalu terjadi. Anak-anak lenyap saat kami menemukan jejaknya. Seseorang mati setelahnya, tubuhnya terbelah dua di area hutan yang jelas-jelas aman. Aku tak tahu bagaimana, tapi hal buruk selalu saja terjadi. Aku tak tahu kenapa benda itu ada di luar sana, tapi itu tak masalah. Mereka ada di sini, dan jika kami pintar, kami akan memberitahu pada semua petugas baru apa yang harusnya mampu mereka lakukan.’ Kami berdua diam untuk sesaat. Aku takut untuk bicara karena tak yakin dia sudah selesai. Dia terlihat ingin mengatakan sesuatu yang lain. Akhirnya dia bicara lagi. ‘Pernahkah kau perhatikan bahwa kau tak pernah menemui yang sama dua kali?’ Aku mengangguk, berharap dia melanjutkan. Tapi dia tetap diam, kemudian berjalan di sampingku, dan tiba-tiba mulai bercerita tentang rusa terbesar yang pernah dia lihat di hutan. Aku tidak menyinggung topik itu lagi, dan tidak memaksanya untuk cerita lainnya. Dia keluar dari operasi esok harinya. Mendadak pergi sebelum matahari terbit; dia bilang dia sakit. Kami tak pernah mendengar kabarnya lagi semenjak dia pergi.

Aku akan berhenti di sini untuk sementara waktu. Akan kucoba mengepost part selanjutnya di hari berikutnya, tapi mengingat apa yang terjadi di akhir musim panas, segalanya sedang sibuk di sini. Terima kasih karena minat kalian, guys, kalian benar-benar membangkitkan rasa penasaran yang tak kutahu selama ini aku miliki!


Comments

Post a Comment

Tinggalkan komentar

Terpopuler sepekan

Cerita Seram Api Unggun

Pengalaman diculik jin

Nyasar ke Dunia Gaib Bareng Abang Ojol - [Repost Twitter]

Peristiwa Ganjil di Patahan Amigara

Catatan Atas Awan

Ada yang mau tanya soal kemampuan ghaib dan indigo?