Skip to main content

Aku dibayar untuk membunuh diriku sendiri

original story by u/poloniumpoisoning
[ permit ]

Thamires Luppi adalah seorang penulis horor wanita dari reddit, yang ikut menulis dalam antologi Daughters of Darknesshttps://www.amazon.com/Daughters-Darkness-All-Women-Horror-Anthology-ebook/dp/B07R6Y34PQ ].
Temukan lebih banyak karyanya dalam Bahasa Inggris di sini: [ https://www.reddit.com/r/PPoisoningTales/ ].

Aku selalu suka membunuh; dan selalu masa kecil petaniku yang kusalahkan.

Menyebutnya bertani terlalu kejauhan. Aku tumbuh di sebuah gubuk di area pedesaan, hanya bersama ayah dan seorang saudari. Dia tak pernah menelantarkan kami, tapi dia keras, dan teguh pada pendiriannya. Baginya, tak ada pria atau wanita; semua yang ada di bawah atapnya, secara kodrat, adalah pemburu.

Ketika kami masih sangat kecil, dia akan meninggalkan kami sendirian selama berjam-jam lamanya. Dia pertama kali mengajakku berburu saat usiaku 3 tahun. Aku tak pernah berpikir kelinci dan tupai adalah hewan lucu—mereka selalu mangsa di mataku.

Aku pertama kali berburu rusa saat usia 10 tahun. Aku lembek dan harus membangun tubuh yang kuat. Danna tak pernah menjadi wanita pemburu, tapi dia pintar bersembunyi. Jadi dia bersembunyi; pada awalnya, ayah marah dibuatnya, tapi aku berburu dengan sangat baik sehingga bisa memberi lebih dari cukup untuk kami berdua. Di samping itu, Danna cukup pandai menangkap binatang yang lebih kecil. Dia sangat luar biasa saat menangkap ikan dengan tangannya yang tenang.

Tapi dia tak pernah menikmati semua itu.

Ayah meninggal saat aku 13 tahun. Dia diterkam seekor beruang, dan terus menjeritkan, “Tembak dia! Tembak dia, jalang!” Aku hanya punya dua peluru tersisa, dan aku terlalu takut, jadi tembakan pertama meleset dan tembakan kedua tak cukup untuk melumpuhkan si beruang. Danna menyambar lenganku dan kami berlari seperti angin.

Sejujurnya aku tidak sedih karena kata-kata terakhir ayahku. Bagaimanapun dia putus asa dan dimakan hidup-hidup. Aku memaafkannya dalam seketika; tapi aku tak pernah memaafkan diriku sendiri, karena mengecewakan dia.

Kami diambil oleh orangtua asuh setelah itu. Danna segera beradaptasi dengan kehidupan normal, dan dia menjadi anak kesayangan pasangan itu. Aku berterima kasih pada mereka karena memberiku tempat tidur nyaman dan mengajari cara membaca dan menulis, tapi aku terus menyendiri. Aku rindu membunuh sesuatu.

Aku berburu sendirian setiap hari. Awalnya, keluargaku sangat kagum dengan keahlianku. Kali kedua, ibu asuhku terisak pada seekor “bebek malang”. Kali ketiga, ayahku memohon padaku agar memberikan apa yang kuburu pada orang lain.

Aku mulai menjualnya. Aku menghasilkan uang yang lumayan, dan memberikannya untuk tabungan kuliah saudariku. Dia pintar dan butuh uang. Aku hanya butuh mencium pahit-manisnya darah segar.

Ketika usia 18, aku menikahi pria termanis di dunia. Sangat gila melihat bagaimana kami mengimbangi kepribadian masing-masing, dia selalu santai dan gembira. Thom 15 tahun lebih tua dariku dan seorang pemilik toko, menjual banyak sekali barang di kota kecil kami. Terkadang dia menjual sebagian buruanku; daging, bulu, kepala sebagai hadiah.

Kami hidup bahagia. Kami menjalani 5 tahun yang luar biasa hingga dia tertembak dalam sebuah perampokan.

Sejak saat itu, kemarahan yang membara hidup di dalam diriku. Amarah untuk membunuh mengambil alih. Aku tak tahu cara mengelola toko, jadi aku meminta saudara suamiku, Stu, untuk menggantikannya; tapi Stu hanyalah badut pemabuk, dan tak lama tokonya bangkrut. Aku ditinggalkan tanpa apa-apa.

Ketika aku mulai belajar... pada bagian tertentu dari internet, akhirnya aku menyadari aku bisa menjual pelayananku dan memuaskan rasa haus-darahku yang tak habis.

Aku sudah terkenal sekarang—maksudku, pekerjaanku. Tak seorang pun tahu wajahku, bahkan tak seorang pun tahu bahwa aku wanita. Tubuhku kecil dan kuat, sempurna untuk menyelinap. Aku terlihat sangat meyakinkan bagi mangsaku untuk mengajakku makan malam. Terkadang itu terlalu mudah.

Aku telah membangun nama di antara politikus, dan istri selingkuhan kaya mencintaiku. Tentu saja, klienku tak selalu dari kelas sosial atas, dan mereka sering menawar. Sudah bukan hal aneh saat beberapa pria kere memintaku membunuh ayahnya/pamannya yang kaya dan akan membayar setelah pekerjaan selesai, saat dia mendapat warisannya. Aku hanya tertawa dan bilang pada mereka untuk enyah sebelum mereka sendiri yang malah aku bunuh.

Hingga suatu hari intuisiku—bukan, naluriku—memintaku untuk terus bicara pada si pria setelah dia memberitahu janji pembayaran.

“Aku akan mewarisi uang,” dia menulis. “tapi masalahnya, dulunya aku punya saudara. Dia sudah mati sekarang. Tak punya anak. Tapi aku bicara pada pengacaraku dan dia bilang jandanya akan mendapat separuh uangnya. Jadi aku ingin menyingkirkannya.”

“Tentu, kirim saja informasi tentangnya,” aku membalas, untuk pertama kalinya. Karena aku tahu kisah ini. Aku tak mau paranoid dan berpikir itu adalah aku; aku hanya kasihan pada si wanita malang dan mungkin akan menggasak si pria saja.

Tapi ternyata itu aku. Saudara iparku, yang selalu dibantu oleh aku dan suamiku setelah kehilangan segalanya dalam perjudian lagi dan lagi, yang telah menghancurkan toko kami dan aku hanya diam saja, ingin membunuhku. Tidak, lebih dari itu, dia ingin membayar seseorang untuk membunuhku, karena pantat pengecutnya tak mampu melakukannya sendiri.

Aku mengambil pekerjaan itu. Hari berikutnya, aku pergi ke tempat saudariku Danna, dan meminta padanya hal yang tak pernah diminta oleh seorang saudari kembar—bisakah kau menggantikanku mati?

**

Ketika aku mengambil pekerjaan, aku akan menyelesaikannya, tak peduli resikonya. Jadi aku mengirim foto korban pada klienku, foto saudariku. Aku terkenal dengan modus operandi seperti ini.

Seperti kubilang, Danna bukanlah pemburu. Dia jago bersembunyi. Jadi, setelah aku memalsukan kematiannya dan memberi Stu keamanan palsu, dia menemukan saudariku, dengan ciri sepertiku, di apartemen kumuhnya.

“D-D-Dora, apa yang kau lakukan di sini?” dia tergagap dan berkeringat.

“Cuma mampir untuk membicarakan warisan yang akan kita dapat,” saudariku berkata santai, dengan sempurna meniru suara dan intonasiku.

Stu tak pernah tahu aku punya saudari karena Danna tinggal sangat jauh selama kelulusannya. Aku dan suamiku selalu tertutup dan tak pernah mengadakan pesta pernikahan, jadi keluarga kami tidak saling kenal dengan cukup baik.

“Warisan? Aku tak tahu apa yang kau bicarakan,” dia membuat usaha payah untuk berbohong.

“Kenapa kau tidak tanya pembunuh bayaran yang kau sewa, Stu?” dia bertanya, saat aku muncul dari belakang Stu, mengenakan pakaian yang sama dengan Danna. Aku harus mengakui sangat menyenangkan melakukannya.

Saat dia berbalik untuk melihatku, Stu berubah pucat, dan aku cukup yakin dia sudah ngompol.

“A-a-apa yang terjadi? Lelucon macam apa ini?”

Hanya itu yang bisa dia ucapkan sebelum aku membungkamnya.

“Suamiku tertembak karena kau, benar kan?” Aku menikamnya satu kali. Aku sangat tahu caranya memberi satu tusukan mematikan pada seseorang, membuat kematian yang lebih bersih, tapi itu tak akan terjadi kali ini. “Kau makhluk hina. Lintah daratmu masuk toko dan membunuhnya. Kau biarkan tokonya bangkrut karena kau takut menetap di sana.”

Dia menggelengkan kepala putus asa, berusaha menyangkalnya, tapi matanya mengatakan kebenaran. Aku tak pernah menyadarinya hingga saat itu. Itu adalah momen kejelasan dan aku membenci pria ini lebih besar lagi.

Aku dan saudariku melakukan keahlian kami masing-masing. Dia bersembunyi, tak ingin melihat banjir darah yang akan kuakibatkan, dan aku menikam dan menikam dan menikam.

Ketika mayatnya ditemukan, polisi langsung menangkap rentenir Stu. Mereka menginvestigasinya dalam jangka waktu yang lama dan butuh selangkah lagi untuk membuat keputusan. Mereka mengonfirmasi kecurigaanku soal rentenir itu membunuh suamiku.

Aku menyadarinya, dengan penutupan, rasa haus darahku hilang. Aku masih pergi berburu setiap akhir pekan, tapi aku sudah berhenti membunuh manusia. Tak ada yang bisa membuat Thom kembali, tapi aku bisa terus melangkah, mempelajari hal baru, mengerjakan hal lainnya. Aku masih punya banyak alasan untuk hidup.

Jadi izinkan aku memberimu nasihat: jika kau berpikir untuk menyewa pembunuh bayaran, berhentilah. Karena yang terbaik sudah berhenti.

***

Comments

Terpopuler sepekan

Pengalaman diculik jin

Aku anggota tim SAR kehutanan AS, aku punya kisah untuk diceritakan [Part 2]

Aku anggota tim SAR kehutanan AS, aku punya kisah untuk diceritakan [Part 1]

Cerita Seram Api Unggun

Nyasar ke Dunia Gaib Bareng Abang Ojol - [Repost Twitter]

Peristiwa Ganjil di Patahan Amigara

Ada yang mau tanya soal kemampuan ghaib dan indigo?

Cerita Horor Kaskus