Skip to main content

630-296-7536

original story by Christopher Bloodworth
[ permit ]

Aku yakin kalian di /r/nosleep biasa menggunakan tipikal cerita ‘memohon bantuan’ sekarang ini. Tolong aku, bantu aku, bla-bla-bla. Aku tak akan menambah kebosanan kalian dengan cerita macam itu. Bahkan jika aku ingin pertolongan kalian, kalian tak akan bisa membantuku, karena pertolongan kalian tak ada gunanya.

Kenapa?

Karena kalian bukan member.

Aku juga berharap aku bukan member.

Semua ini bermula dengan cukup kebetulan, oleh panggilan telepon.

Aku sudah di sana selama beberapa jam, membongkar barang dan bersih-bersih, menunggu tukang ledeng menelepon. Aku baru saja pindah ke sebuah pondok dan kontraktornya kacau. Karenanya, sekarang aku harus melakukan tugas mulia untuk menelepon seseorang yang kompeten untuk memperbaiki apa yang dikerjakan kontraktor aslinya.

Telepon berdering jam 12.06.

Lumayan, pikirku. Biasanya tukang ledeng tidak keberatan untuk menelepon atau muncul sampai jam 5.

Ketika kuangkat teleponnya, aku sama sekali tidak mendapat kesempatan untuk mengucapkan halo lebih dulu dari suara wanita di telepon yang berkata, “Mohon tunggu untuk ketersediaan operator selanjutnya.”

Aku melompat dan duduk di atas kabinet dapur. Ini salah satu tempat di pondok yang tidak penuh oleh kotak-kotak. Musik lift terdengar di telingaku. Aku mulai mengantuk saat akhirnya musik berhenti digantikan suara kord piano yang terdengar seperti tiga not fals yang berbunyi dua kali.

Sebuah suara muncul.

“Selamat datang di Boothworld Industries. Saya Samantha dan saya adalah operator anda hari ini. Nama?”

Aku tidak tahu harus bilang apa jadi aku memberitahu si operator namaku.

“Sir, kami tahu siapa anda. Saya operator anda. Mohon berikan nama untuk saya akses.”

“Aku tak mengerti,” kataku.

“Bisa siapa saja, sir. Kami hanya butuh nama.”

“Uh, oke,” kataku. Aku mengarang nama. “Harold Withers.”

“Sir, sebagai operator anda, saya harus menekankan bahwa nama fiksi, atau nama orang yang tidak anda kenal tidak bisa digunakan.”

“Digunakan untuk apa?” tanyaku. Bagaimana dia tahu aku mengarang nama itu? Terasa seperti gurauan, tapi tidak mudah bagi siapa saja untuk tahu nomor baruku.

“Remodeling.”

“Remodeling? Apa ini tukang ledeng?” tanyaku.

“Selamat datang di Boothworld Industries. Saya Samantha dan saya adalah operator anda hari ini.”

Aku menganggapnya sebagai ya dan memberinya nama mantan pacar lamaku. “Jessica Goodwin.”

Aku bisa mendengar ketikan keyboard dari sisi lain telepon. Terdengar seperti si wanita sedang mengetok sesuatu dengan kepalan tangannya. Setelah beberapa saat, dia kembali.

“Jessica Goodwin,” dia berkata. “Remodeling dijadwalkan pada 21 Agustus 2015. Anda ingin menjadwal ulang?”

Aku terdiam di sisi teleponku. Tak bisa mempercayai ini. Pasti seseorang sedang mengerjaiku.

“Siapa ini? Ini kau, Jessica? Kau mau mengerjaiku?” aku bertanya.

Si wanita tidak merespon untuk waktu yang lama. Aku mengira, siapapun yang ada di ujung sana sedang menahan tawa sekarang.

“Halo?”

“Ya atau tidak, sir?”

“Ya?” kataku, tidak mengerti apa yang ditanyakan si wanita.

“Tersedia slot perjanjian kosong di hari Selasa. Apakah memungkinkan bagi anda?”

Pada titik ini kupikir aku sudah sinting dan ini benar-benar perusahaan ledeng.

“Bagaimana dengan hari ini?” Aku bertanya. “Punya apapun yang tersedia hari ini?”

“Normalnya kami tidak bisa menjadwal ulang untuk waktu mendadak, tapi hari ini kami memiliki pembatalan. Bagaimana menurut anda jika jam 3?”

“Jam 3 tak apa-apa,” kataku.

“Baiklah. Jam 3. Apa anda bersedia untuk panggilan courtesy?”

“Tentu.”

“Luar biasa. Kami dari Boothworld Industries mengucapkan terima kasih dan selamat datang di klub. Hari yang indah untuk anda.”

Kord aneh tadi kembali berbunyi dua kali dan telepon terputus. Aku memutar mata dan kembali membongkar barang-barang.

Teleponku berdering jam tiga pas sore itu.

“Halo?”

“Sir. Ini Samantha bersama Boothworld Industries. Panggilan courtesy anda di mulai sekarang.”

“Apa yang kau—“ aku mulai bicara, tapi terpotong oleh kord aneh yang mendadak mengeras di telingaku, lalu aku mendengar suara Jessica.

“Kenapa kau lakukan ini?” tanya Jessica. Aku mendengar tangisan di suaranya.

“Jessica?”

“Sir?” si operator kembali ke jalur telepon. “Dia tak bisa mendengar anda. Ini panggilan courtesy, perjanjian sudah ditetapkan.”

“Kumohon,” Jessica meratap. “Kumohon jangan lakukan ini. Akan kulakukan apapun untukmu. Ak—“

Suara Jessica terpotong menjadi suara tercekik. Yang dapat kudengar dari ujung lain telepon adalah suara gemeresak pakaian dan suara napas tercekik yang makin nyaring. Akhirnya suara itu berhenti dan seseorang mengangkat teleponnya.

“Jadwal kerja sudah terselesaikan,” suara pria itu berkata. “Kami dari Boothworld Industries mengucapkan terima kasih dan selamat datang di klub. Hari yang indah untuk anda.”

“Sir?” si operator kembali ke jalur. “Apakah anda terpuaskan?”

Aku duduk lama di sana, keringat dingin menetes ke tulang rusukku. Aku dan Jessica putus karena aku memergoki dia bercinta dengan sahabatku di pesta saat SMA.

Aku tersenyum dan berbisik, “Sempurna.”

“Luar biasa,” kata si operator. “Kami Bootworld Industries bertujuan untuk melayani. Apa anda ingin membuat perjanjian lain?”

Saat aku melihat air yang bocor dari pintu alat cuci piring, aku tersenyum makin lebar.

“Ya,” kataku. “Ya, aku mau.”

“Nama?”

“Dan. Aku tak tahu nama belakangnya. Dia kontraktor.”

“Dan Arencibia. 13 Juli 2032. Anda ingin menjadwal ulang?”

“Ya.”

“Bagaimana dengan hari Rabu?”

“Bukankah tadi kau bilang tersedia perjanjian kosong di hari Selasa?” tanyaku.

“Benar, tapi sayangnya slot sudah digunakan member lain. Apakah Rabu memungkinkan bagi anda?”

“Tidak,” kataku. “Aku ada wawancara kerja hari itu. Bagaimana jika Kamis?”

“Sayangnya tidak akan bisa untuk hari Kamis. Anda akan diremodeling Rabu malam.”

“Apa?” tanyaku.

Dia mengulang kata-kata yang persis sama.

“Bisakah kita jadwal ulang untuk remodelingku?” tanyaku.

“Tentu, sir,” ucap si wanita. Sepertinya dia sedang tersenyum di ujung telepon. “Selalu ada jalan.”

Aku menunggu dia memberitahu caranya. Dia tidak bicara.

“BAGAIMANA?” aku bertanya.

“Boothworld Industries selalu mencari tambahan member. Kami, tentu saja, keanggotaan didapat dari undangan oleh klub. Sayangnya jumlah keanggotaan kami jatuh di tahun-tahun terakhir. Resesi ekonomi. Perang. Politik. Yang ingin kami katakan pada anda, mengenai penghindaran remodeling anda sendiri, adalah bantu kami untuk menambah member baru.”

Cahaya di ujung terowongan, pikirku.

“Berapa banyak member yang kau butuhkan?” aku bertanya.

“Seribu.”

Aku tersedak. “Seribu?”

“Ya, sir. Jika tidak kita akan tetap pada jadwal perjanjian kita. Kami harus memberitahukan anda bahwa member yang menjadwalkan perjanjian ini meminta panggilan courtesy.”

Segalanya berhenti saat itu juga. Seluruh hidupku meluncur begitu saja, tidak melakukan apa-apa, tidak membuat perbedaan.

Mulutku mengering. Aku selalu berpikir ini hanya sesuatu yang orang tulis di buku agar dramatis.

Tapi ini bukan.

“Akan kuberikan seribu membermu,”  aku berbisik.

“Kami dari Boothworld Industries mengucapkan terima kasih dan selamat datang di klub. Hari yang indah untuk anda.”

Sambungan terputus.

Aku menutup telepon dan memandangnya untuk waktu yang lama. Aku dijadwalkan untuk remodeling hari Rabu, dan di suatu tempat, seseorang akan mendapat panggilan courtesy untuk mendengar sisa napas terakhirku jika aku tidak mendapatkan seribu member untuk bergabung dengan Boothworld Industries.

Lucu. Aku selalu ingin bergabung dengan klub elit. Skull and Bones. New World Order. Aku tak tahu bagaimana, tapi aku member sekarang. Aku punya waktu sampai Rabu untuk menikmatinya.

Seperti kubilang di awal: bahkan jika aku meminta bantuanmu, kau tak akan bisa membantuku, karena kau bukan member.

Keanggotaan hanya datang dari undangan.

Aku mengundangmu.

Kau bisa menolongku.

Tekan saja 630-296-7536.



Comments

Terpopuler sepekan

Pengalaman diculik jin

Nyasar ke Dunia Gaib Bareng Abang Ojol - [Repost Twitter]

Pengalaman Seram di Gunung Merbabu Yang Ga Akan Pernah Ane Lupain !!! - [Repost Kaskus]

Cerita Seram Api Unggun