source: reddit
Dua pria itu menaiki pesawat kecil yang mengangkasa dengan daya luar biasa hingga membuat pipi mereka menempel ke tulang dan tubuh tertekan ke kursi sementara kulit mereka meminta untuk tetap tinggal di planet. Laju itu memberi mereka kesempatan untuk tertulis di buku sejarah, diluncurkan dari planet biru kecil dengan bahan bakar yang hanya cukup untuk mencapai tujuan, sadar bahwa mereka akan terjebak. Mereka terbang menembus atmosfir dan menghancurkan diri mereka sendiri di antara langit. Lalu terjadilah hal itu.
Sebuah benturan kecil di titik yang tepat membuyarkan semua harapan mereka, juga harapan semua yang ada di planet biru di belakang mereka. Mereka mempertahankan harapan sampai titik darah penghabisan, oksigen mereka bocor dengan perlahan dan udara mulai menekan mereka. Orang-orang di bawah memperdebatkan semua kemungkinan. Mereka punya cukup bahan bakar untuk berhenti, tapi hanya punya oksigen yang cukup untuk 2 hari. Paling tidak itu adalah 4 hari sebelum pesawat lain disiapkan untuk diluncurkan menjemput mereka, dan saat itu sudah terlambat.
Selama 2 hari orang-orang paling pintar di planet berusaha memikirkan cara untuk menyelamatkan 2 pria yang melayang mengitari planet. Perdebatan tentang kemungkinan yang ada di kehampaan yang memisahkan mereka dan pesawat kecilnya. Si dua pria tidur sebanyak yang mereka bisa untuk menghemat oksigen, dan mungkin, meski hanya mungkin, untuk memberi waktu beberapa jam bagi diri mereka sendiri.
Hari-hari berlalu dengan lambat sampai akhirnya pembicaraan dan pemikiran perlahan terhenti. Orang-orang di control room sudah kehabisan akal. Pesawat sudah disiapkan, tapi pada titik ini, mereka sadar yang akan mereka lakukan hanyalah misi menjemput saudara mereka yang gagal. Setelah berjam-jam keheningan, datanglah komunikasi dari pesawat si dua pria yang terjebak di kehampaan langit. Suaranya begitu lemah dan tergetar sebagaimana si pria berjuang untuk tidak menangis. “Selamat tinggal, mission control,” kata si pria, berjuang untuk tetap bernapas, kata-katanya samar dan berat. “Terima kasih sudah mencoba.”
Dua pria itu menaiki pesawat kecil yang mengangkasa dengan daya luar biasa hingga membuat pipi mereka menempel ke tulang dan tubuh tertekan ke kursi sementara kulit mereka meminta untuk tetap tinggal di planet. Laju itu memberi mereka kesempatan untuk tertulis di buku sejarah, diluncurkan dari planet biru kecil dengan bahan bakar yang hanya cukup untuk mencapai tujuan, sadar bahwa mereka akan terjebak. Mereka terbang menembus atmosfir dan menghancurkan diri mereka sendiri di antara langit. Lalu terjadilah hal itu.
Sebuah benturan kecil di titik yang tepat membuyarkan semua harapan mereka, juga harapan semua yang ada di planet biru di belakang mereka. Mereka mempertahankan harapan sampai titik darah penghabisan, oksigen mereka bocor dengan perlahan dan udara mulai menekan mereka. Orang-orang di bawah memperdebatkan semua kemungkinan. Mereka punya cukup bahan bakar untuk berhenti, tapi hanya punya oksigen yang cukup untuk 2 hari. Paling tidak itu adalah 4 hari sebelum pesawat lain disiapkan untuk diluncurkan menjemput mereka, dan saat itu sudah terlambat.
Selama 2 hari orang-orang paling pintar di planet berusaha memikirkan cara untuk menyelamatkan 2 pria yang melayang mengitari planet. Perdebatan tentang kemungkinan yang ada di kehampaan yang memisahkan mereka dan pesawat kecilnya. Si dua pria tidur sebanyak yang mereka bisa untuk menghemat oksigen, dan mungkin, meski hanya mungkin, untuk memberi waktu beberapa jam bagi diri mereka sendiri.
Hari-hari berlalu dengan lambat sampai akhirnya pembicaraan dan pemikiran perlahan terhenti. Orang-orang di control room sudah kehabisan akal. Pesawat sudah disiapkan, tapi pada titik ini, mereka sadar yang akan mereka lakukan hanyalah misi menjemput saudara mereka yang gagal. Setelah berjam-jam keheningan, datanglah komunikasi dari pesawat si dua pria yang terjebak di kehampaan langit. Suaranya begitu lemah dan tergetar sebagaimana si pria berjuang untuk tidak menangis. “Selamat tinggal, mission control,” kata si pria, berjuang untuk tetap bernapas, kata-katanya samar dan berat. “Terima kasih sudah mencoba.”
⨁
Maksudnya apaan nih?
ReplyDeletekadang orang malah lebih sering berdebat daripada bertindak. "terima kasih sudah mencoba" yang diucapkan astronot menjadi sindiran/sarkasme karena kenyataannya orang2 di bawah tidak melakukan apa2 selain berdebat.
Delete