original: https://japantravel.navitime.com/en/area/jp/guide/NTJarea0079-en/
translated by radenbagio
Istana Odawara (nippon.com) |
Cerita hantu dan film horor Jepang memiliki reputasi yang kuat di seluruh dunia, jadi hari ini kami membawakanmu empat tempat paling berhantu di Tokyo. Jangan khawatir, para makhluk ini tidak akan muncul di bawah spreimu.
1. Taksi Hantu
TORU YAMANAKA/AFP/Getty Images |
Beberapa tahun setelah Gempa Besar Jepang Timur tahun 2011, cerita tentang taksi hantu mulai beredar di daerah yang terkena tsunami mematikan.
Banyak dari cerita itu bahkan berhasil masuk ke beberapa outlet berita barat mayor. Namun, cerita seperti itu bukanlah hal baru. Bahkan, orang Tokyo sudah menceritakan kisah tentang penumpang gaib sejak zaman becak.
Salah satu kisah umum adalah pejalan kaki yang memanggil taksi dan meminta untuk diantar ke Pemakaman Aoyama. Setibanya di sana, pengemudi menyatakan harga dan berbalik untuk mengambil ongkos, tetapi tidak ada seorang pun di kursi belakang.
Ternyata, pembukaan Jalur Chiyoda di akhir tahun 60-an membawa masalah baru. Soalnya, kereta bawah tanah berjalan tepat di bawah kuburan dan menyebabkan arwah orang yang meninggal secara tidak sengaja ikut oleh kereta api, dan akhirnya tersesat. Mereka hanya mencoba untuk kembali ke tempat peristirahatan mereka.
japantravel.navitime.com |
Versi paling terkenal dari cerita ini adalah bahwa pada malam yang gelap dan hujan, seorang wanita muda mengenakan pakaian berkabung hitam terjebak dalam hujan di dekat pintu masuk Pemakaman Aoyama dan memanggil taksi. Dia memakai mantel yang ditarik menutupi kepalanya untuk menjaga dirinya tetap kering karena dia tidak membawa payung; si pengemudi tidak bisa melihat wajahnya dengan baik. Dia berasumsi wanita itu sedang mengunjungi makam keluarga.
Dengan suara sedih, dia meminta untuk dibawa ke sebuah alamat di daerah pusat kota. Setibanya di sana, dia bilang dia hanya ingin berlama-lama beberapa menit. Si pengemudi tidak bisa melihat apa pun kecuali siluet seorang wanita muda yang menatap ke luar jendelanya. Setelah diam selama sekitar 5 menit, gadis itu meminta untuk pergi ke alamat lain.
Ketika si pengemudi tiba di sebuah rumah yang indah di lingkungan kelas atas, dia berbalik untuk mengambil ongkosnya tetapi wanita itu hilang -- hanya tersisa genangan air hujan di tempat dia sebelumnya duduk.
Bingung, si pengemudi membunyikan bel pintu dan menjelaskan situasinya kepada pemilik rumah. Tanpa menanyakan biayanya, si pemilik rumah menyerahkan jumlah uang dengan pas; uang sudah disiapkan di atas meja kecil di samping pintu. Dia meminta maaf atas ketidaknyamanan ini dan mengatakan penumpang itu adalah putrinya.
Di suatu malam hujan, dia tewas oleh mobil saat menyeberang jalan dalam perjalanan menemui pacarnya. Meskipun mereka memakamkannya di pemakaman keluarga di Pemakaman Aoyama, selama 5 tahun terakhir setiap kali hujan, dia memanggil taksi untuk mengunjungi apartemen tunangannya dan kemudian rumah keluarganya.
Pemakaman Aoyama (livejapan.com) |
2. Kubizuka dari Taira no Masakado
Taira no Masakado (wikipedia.org) |
Masakado adalah seorang samurai yang hidup selama Periode Heian, lahir dari cabang klan Taira yang menguasai Provinsi Shimosa (meliputi bagian-bagian Prefektur Chiba dan Ibaraki modern).
Pada tahun 1930-an, ia terlibat dalam perselisihan wilayah dan perebutan kekuasaan dengan panglima perang samurai lainnya di provinsi sekitarnya, dan bahkan dengan klannya sendiri. Legenda menyatakan bahwa dia telah memperoleh begitu banyak kekuatan dan telah meluncurkan begitu banyak operasi militer berdarah sehingga istana kekaisaran di Kyoto mulai cemas, jadi mereka memanggil Masakado untuk muncul di hadapan pengadilan untuk menjelaskan dirinya sendiri.
Dia muncul di hadapan mereka hanya untuk dinyatakan sebagai pengkhianat. Tapi Masakado tidak tinggal diam. Dia membawa pasukannya kembali ke timur, dan memulai misinya untuk menjadi kaisar baru.
Seperti yang bisa kau bayangkan, kaisar tidak terlalu senang dengan hal itu, jadi mereka mengerahkan pasukan untuk menekan Masakado, yang saat itu sedang memberontak. Tak perlu dikatakan, dia kalah jumlah, dan pada akhirnya dia dikalahkan di provinsi asalnya, Shimosa. Kepalanya dibawa kembali ke Kyoto dan dipajang sebagai contoh bagi semua orang yang berani menentang kaisar dan istana kekaisaran.
Kemudian hal-hal aneh terjadi.
Kepala Masakado yang terpenggal masih sama menentang dan merdekanya dalam kematiannya seperti saat dia masih hidup. Dia marah pada penindasan pengadilan kekaisaran dan wajahnya merengut pada orang yang lewat. Segera, orang-orang Kyoto yang datang untuk melongo padanya mendapati diri mereka berlari secepat mereka bisa ketika mereka mendengar wajah Masakado menggelembung, menggeram, dan menggertakkan giginya karena marah.
Setelah beberapa hari, kepala mulai berguncang liar dan tiba-tiba naik dan terbang jauh dari Kansai ke Kanto kesayangannya dan mendarat di sebuah bukit kecil dekat Teluk Edo.
Penduduk setempat, yang menghormatinya sebagai simbol kebanggaan dan kemerdekaan timur, dengan hormat mengubur kepalanya dan mendirikan kuburan kecil berbentuk gundukan. Jenis gundukan ini disebut kubizuka, secara harfiah berarti "gundukan kepala". Dia juga diabadikan di Kuil Kanda, salah satu kuil utama di desa Edo.
japantravel.navitime.com |
Ketika shogun pertama, Tokugawa Ieyasu, mendirikan ibu kotanya di Edo (dusun yang nantinya akan menjadi Tokyo), dia ingin memindahkan kuil tersebut. Lagi pula, memiliki hantu samurai anti-pemerintah yang kuat begitu dekat dengan istananya dan keshogunan yang baru didirikan sepertinya ide yang sangat buruk – bahkan meski itu hanya simbolis.
Meskipun memindahkan kuil tidak masalah, ketika mencoba memindahkan kubizuka (kuburan), ada sejumlah kematian mencurigakan dan pertanda buruk di sekitar Istana Edo. Rencana untuk memindahkan kuburan segera ditinggalkan dan Ieyasu memerintahkan shogun untuk mempertahankan kubizuka dengan dana sendiri.
Namun, dari waktu ke waktu orang akan mengabaikan kuburan itu. Tak pelak lagi, setiap kali ini terjadi, akan ada wabah penyakit, kebakaran mematikan, gempa bumi besar, atau pertanda mengerikan lainnya.
Setelah Gempa Besar Kanto tahun 1923 menghancurkan sebagian besar Tokyo, pemerintah berencana untuk memindahkan kubizuka untuk membangun beberapa kantor baru. Setelah rencana itu diberlakukan, 14 eksekutif konstruksi dan pejabat pemerintah meninggal secara mencurigakan satu demi satu. Proyek itu segera dihentikan, dan Kementerian Keuangan membuat plakat baru yang mengilap untuk menghiasi makam Masakado, berharap itu akan membuatnya tetap senang.
Tapi itu hanya akan bertahan sekitar 20 tahun, karena setelah Perang Dunia II, Amerika ingin membangun kantor di sebelah Istana Kekaisaran (bekas Istana Edo). Ini berarti memindahkan kubizuka. Orang Jepang mengatakan kepada orang Amerika bahwa itu adalah ide yang buruk, tetapi mereka tidak mendengarkan. Benar saja, lebih banyak kematian yang tidak dapat dijelaskan dan lebih banyak pertanda buruk terjadi, sehingga proyek itu ditinggalkan dan Masakado dibiarkan beristirahat seperti yang dia lakukan selama hampir 1000 tahun.
Bank UFJ akhirnya membangun kantor pusat mereka di situs tersebut, tetapi mereka sebenarnya membangun di sekitar kubizuka dan bertanggung jawab untuk memeliharanya. Sesuai dengan aturan feng shui, perusahaan melarang meja apa pun menghadap membelakangi kuil, tanda tidak hormat yang menyedihkan.
Pada tahun 2006, ketika UFJ dan Tokyo-Mitsubishi Bank bergabung, manajemen senior Mitsubishi terkejut dengan aturan itu, tetapi tidak menentangnya. Jadi, setelah penggabungan, rekening bank khusus dengan nama Taira Masakado dibuat dan hari ini dana tersebut digunakan untuk membuat persembahan tahunan untuk menenangkan arwahnya di Kuil Kanda dan untuk memelihara Kubizuka dari Taira no Masakado.
Kubizuka dari Taira no Masakado (japantravel.navitime.com) |
3. Tanah Eksekusi Suzugamori & Kozukappara
Tanah Eksekusi Suzugamori & Kozukappara (japantravel.navitime.com) |
Suzugamori di Shinagawa dan Kozukappara di Minami Senju adalah dua tempat paling gelap di kota. Ini adalah sisa-sisa tempat eksekusi yang dijalankan oleh shogun.
Sekadar memberimu gambaran tentang betapa gelapnya itu, bentuk eksekusi yang paling manusiawi adalah pemenggalan kepala. Terhukum, dengan tangan terikat di belakang, akan berlutut di depan lubang dan bersujud, menahan kepala mereka di atas lubang. Algojo akan mengayun ke bawah dan kepala akan jatuh ke dalam lubang sementara darah akan mengalir keluar. Kepala si kriminal kemudian dicuci dan dipajang – cara shogun mengatakan “jangan diulangi lagi.”
Cara menyenangkan lainnya adalah dikurung di dalam kotak dengan hanya kepalamu yang di luar. Kotak itu kemudian digulingkan ke area lalu lintas ramai, misalnya Nihonbashi, di mana semua orang bisa melihatmu. Mereka bisa menamparmu, memakimu, dan meludahimu jika mereka mau.
Setelah dua malam dan tiga hari diekspos dan dipermalukan, kau akan diarak melalui jalan-jalan kembali ke tempat eksekusi, disalib telanjang – terbuka untuk dilihat semua orang. Kau hanya akan mendapat belas kasihan ketika dua algojo tiba untuk menggorok lehermu. Tubuhmu akan tetap dipajang selama 3 hari sebagai pengingat halus.
Tanah Eksekusi Suzugamori & Kozukappara (japantravel.navitime.com) |
Perumahan di sekitar tempat eksekusi secara tradisional murah karena telah dinodai oleh kematian dan dihantui oleh hantu penjahat terburuk Edo.
Selama bertahun-tahun, orang-orang yang terkait dengan daerah ini distigmatisasi. Daerah ini masih cukup sering disebutkan dalam film samurai fiksi sejarah, sehingga reputasinya bertahan hingga hari ini.
Dengan demikian, tempat-tempat ini menarik pengunjung yang tertarik dengan hal mengerikan, atau orang-orang yang berharap bertemu hantu. Penduduk setempat, di sisi lain, membawa persembahan bunga dan sake setiap hari untuk menenangkan arwah penasaran yang dieksekusi. Hal terakhir yang mereka butuhkan adalah dihantui oleh penjahat yang dieksekusi.
Suzugamori adalah tempat eksekusi paling terkenal dan lantai pembunuhannya masih dipertahankan. Hari ini dipenuhi dengan monumen Buddha yang didirikan untuk mengusir hantu.
Kau dapat melihat dasar-dasar batu yang digunakan untuk menahan pasak untuk membakar tahanan hidup-hidup. Sebuah legenda terkenal di kalangan pecinta sejarah gelap Tokyo mengatakan bahwa kau dapat melihat hantu jika kau mengambil beberapa gambar dari sumur yang digunakan untuk membersihkan darah dari kepala yang dipenggal.
Tetapi kau harus mengambil gambar di malam hari ...
Tanah Eksekusi Suzugamori & Kozukappara (japantravel.navitime.com) |
Kozukappara terkenal dengan jumlah eksekusi dari tahun 1651 hingga 1873. Diperkirakan antara 100.000 dan 200.000 orang dieksekusi di sini.
Setiap eksekusi dilakukan di depan patung Buddha besar yang disebut "Jizo Kepala Putus", artinya itu adalah hal terakhir yang akan kau lihat sebelum kau mati. Sebuah jalan di depan stasiun masih memiliki julukan "Jalan Tulang" karena itu dikotori dengan tulang yang dibuang oleh hewan-hewan yang habis menggali kuburan dangkal untuk memakan daging manusia yang membusuk.
Jizo Kepala Putus (japantravel.navitime.com) |
4. Istana Hachioji
matcha-jp.com |
Pada tahun 1585, orang paling berkuasa di Jepang adalah seorang panglima perang samurai yang diangkat menjadi bupati kekaisaran bernama Toyotomi Hideyoshi. Dia bangkit melalui masyarakat dari seorang petani rendahan yang suka membajak tanah menjadi seorang pria yang akan menjadi orang yang menyatukan Jepang setelah seratus tahun perang saudara.
Sementara dia telah menaklukkan sebagian besar negara, wilayah Kanto masih berada di bawah kendali beberapa klan Hojo, sebuah keluarga samurai yang menolak untuk tunduk dan bersumpah setia kepada Hideyoshi.
Pada saat itu, Hojo Ujimasa adalah penguasa Istana Odawara. Saudaranya Hojo Ujiteru adalah penguasa Istana Hachioji, sebuah benteng kuno di puncak gunung di sisi barat Tokyo sekarang.
Hideyoshi berbaris ke Odawara dengan kekuatan militer besar-besaran dan mengepung istana. Ujiteru mengambil sebagian besar pasukannya dan bergegas ke Odawara untuk membantu saudaranya mempertahankan istana. Dia meninggalkan sedikit pasukan dan wanita serta anak-anak. Dia tidak tahu, Hideyoshi telah mengirim dua jenderalnya untuk menyerang Istana Hachioji saat dia pergi.
Kebun istana (matcha-jp.com) |
Apa yang terjadi selanjutnya bukanlah pertempuran, itu adalah pembantaian. Dikelilingi oleh pasukan musuh, para wanita meraih anak-anak mereka dan berlari ke air terjun terdekat di kebun mereka. Para wanita itu membunuh anak-anaknya di sungai kemudian menggorok leher mereka sendiri agar mereka tidak menjadi tawanan musuh. Konon air sungai mengalir merah selama 3 hari dan menodai padi yang tumbuh di sawah yang terletak di hilir.
Para samurai pembela mungkin sudah berlari ke bagian tertinggi gunung untuk melihat apakah istana masih bisa dipertahankan. Ketika mereka melihat istana itu kalah, mereka melakukan seppuku atau bunuh diri.
Sekitar satu minggu kemudian, Istana Odawara juga jatuh dan Hideyoshi memerintahkan si bersaudara, Ujimasa dan Ujiteru, untuk melakukan seppuku. Itulah akhir dari penguasaan Hojo di daerah Kanto dan merupakan awal dari berakhirnya klan Hojo
Dinding batu di depan istana (matcha-jp.com) |
Istana itu tidak pernah dibangun kembali dan akhirnya diambil alih oleh alam. Penduduk setempat tahu gunung itu ternoda dengan kematian dan pada akhirnya akan dihantui.
Mereka mengatakan bahwa ketika kabut menutupi pegunungan, kau bisa mendengar suara istana yang terbakar. Teriakan orang-orang yang terkunci dalam pertempuran fana, dan dentang pedang bergema di hutan. Laporan paling menakutkan adalah ratapan para wanita istana saat mereka mengiris leher anak-anak mereka di sungai darah.
Gunung berhantu ini dipandang sebagai tempat yang jahat, dan baru pada tahun 1817 penduduk desa mendirikan patung di dekat air terjun untuk menenangkan para hantu. Memuat tulisan yang sangat sederhana: "Tuhan ampunilah kami."
japantravel.navitime.com |
Comments
Post a Comment
Tinggalkan komentar