Skip to main content

Pengemis

Seorang anak sedang berjalan-jalan bersama pamannya. Mereka menghabiskan sore di sebuah taman kota dengan es krim di tangan.

Tapi tak ada yang begitu menarik di tempat itu. Hanya keluarga-keluarga yang bercengkerama dan beberapa pedagang jalanan. Bahkan ada beberapa pengemis dan pengamen yang sesekali akan mendatangi para keluarga yang tengah besantai di sana.

Setelah akhirnya duduk di sebuah bangku kosong yang baru saja ditinggalkan oleh seorang ibu yang baru saja menyuapi anak balitanya, si anak nyeletuk. "Kenapa ada banyak pengemis dan pengamen?"

"Karena belum ada yang bisa menemukan cara untuk menolong mereka," jawab sang paman dari sebelahnya.

"Kalau jadi Presiden, aku akan menolong mereka semua," sahut si anak mantap.

"Oh, ya?" tanya si paman, berminat. "Bagaimana caranya?"

"Aku akan kaya jika menjadi Presiden. Lalu aku akan memberikan sebagian uangku untuk mereka agar mereka tak perlu lagi mengemis atau mengamen."

Si paman tersenyum. "Kalau begitu, kenapa tidak kau mulai saja sekarang?"

"Aku tak punya uang sekarang."

"Baiklah. Aku akan menolongmu kalau begitu," kata si paman. "Kau boleh memotong rumput dan membersihkan halaman rumahku setiap akhir pekan, dan aku akan membayarmu. Kemudian kau bisa memberikan uang itu pada mereka."

Si anak berhenti menikmati es krimnya. Mengernyitkan wajah. "Kalau begitu, kenapa bukan mereka saja yang membersihkan halaman dan memotong rumputmu?"

"Tepat sekali."


Comments

Post a Comment

Tinggalkan komentar

Terpopuler sepekan

Cerita Horor Kaskus

Episode 'Junji Ito Maniac: Japanese Tales of the Macabre' terfavorit versi saya

Produk palsu, tiruan, dan homage. Berbeda tapi kerap dianggap sama

Pengalaman diculik jin

Aku anggota tim SAR kehutanan AS, aku punya kisah untuk diceritakan [Part 1]

Tak ada yang namanya Area 51

Catatan Atas Awan