Skip to main content

Selingkuh

*Pernah membaca cerita ini namun tidak tahu karya siapa. Saya tuliskan ulang dengan bahasa saya sendiri dan semampu saya bisa mengingatnya.

..

Aku terbangun oleh sebuah perasaan gelisah yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Jadi aku turun dari tempat tidur ketika jam di meja menunjukkan pukul 02.00 pagi. Meninggalkan dia yang masih tertidur pulas di bawah selimut. Kudengar dia akhirnya bergerak saat mendengar aku menarik ritsleting celana dan mengancingkan gesper.

"Mau ke mana, Sayang?" dia bertanya setengah mengigau. "Jam berapa ini?"

Aku meneruskan berpakaian dalam diam hingga lengkap, yang kuakhiri dengan menyandang tas kerja dan dan mengambil kunci mobil dari atas meja.

"Mau ke mana?" dia mengulangi.

"Pulang." Aku tak punya pilihan selain menjawabnya. Tampaknya dia sudah mengajukan pertanyaan lainnya, tapi aku terlebih dahulu keluar dan menutup pintu sehingga tak pernah mendengar apa yang dia tanyakan.

Aku menuju tempat parkir yang sepi, masuk ke mobil dan mengendarainya pergi meninggalkan hotel. Dan perasaan gelisahku belum pergi. Bahkan berkurang pun tidak.

Apakah ini pertanda yang Tuhan kirimkan padaku untuk mengakhiri kejahatan ini? Sudah hampir setahun hubungan gelapku dengan wanita rekan kerjaku terjalin. Dan tak pernah sekalipun aku merasakan kegelisahan semacam ini. Karena bagaimanapun aku tidak meninggalkan kewajibanku. Aku selalu menafkahi istriku, dengan harta benda yang lebih dari cukup dari penghasilan seorang direktur muda. Bagi kami para pria, perselingkuhan hanyalah tamasya. Aku tak berniat meninggalkan istriku. Dia selalu yang nomor satu bagiku. Aku tidak mengkhianatinya.

Aku bilang akan perjalanan bisnis selama satu minggu, dan baru dua hari berlalu sejak aku berpamitan dengannya, meninggalkannya sendirian di rumah kami. Empat jam berikutnya kuhabiskan dengan memacu mobilku tanpa henti. Aku harus segera pulang dan mengusir kegelisahan ini. Meminta maaf pada istriku selagi ada kesempatan.

Matahari sudah terbit saat aku tiba di perempatan terakhir. Hanya perlu melewatinya dan masuk gang lima puluh meter di depan maka aku sampai di komplek perumahanku. Cahaya pagi yang menyilaukan mengganggu pandanganku hingga aku nyaris menabrak penyebrang jalan yang muncul tiba-tiba. Aku membanting setir mobil dan berakhir menerobos pembatas jalan dan menabrak tiang reklame raksasa. Mobilku ringsek dan tubuhku terjepit oleh dasbor yang menekan dadaku. Untung saja kecepatanku tidak terlalu kencang sehingga aku masih sadar dan bisa membebaskan diri tanpa butuh waktu lama.

Kegelisahanku belum hilang. Jadi aku berlari meninggalkan mobil dan melewati orang-orang yang berhenti dan mulai berdatangan. Rumahku tidak jauh lagi. Hanya beberapa ratus meter dari sana. Aku berlari selama lima belas menit lagi hingga tiba di depan pintu gerbangnya yang putih minimalis.

Suasana masih sepi. Istriku tentu saja masih tidur. Aku masuk rumah dan langsung menuju kamar kami. Benar istriku masih tertidur dengan pulas, tapi dia tidak sendirian, ada seseorang yang tidur di sebelahnya, di tempat yang harusnya menjadi tempat tidurku. Aku tidak kenal pria itu. Tidak penting siapa dia karena kegelisahanku yang memuncak telah berubah menjadi amarah yang tak terbendung. Karena aku tahu apa yang telah mereka lakukan semalam dari pemandangan yang kulihat.

"SIAPA KAU BAJINGAN!"

Aku menyerbu ke tempat tidurku dan melayangkan tinju tepat ke rahang bajingan itu. Tapi tanganku menembusnya. Aku mengulang lagi dan tanganku kembali menembusnya. Aku berteriak keras, memaki-maki, dengan sia-sia menyambar apa saja dengan tanganku yang menembus semuanya termasuk benda-benda, dan mereka tetap tertidur pulas. Seolah aku tidak di sana.

Aku keluar rumah dan kembali berlari selama lima belas menit lagi. Orang-orang sudah mengitari tiang reklame raksasa itu. Menutupi mobilku dari pandangan. Tapi aku bisa menembus mereka dengan mudah. Dan ketika kulihat lagi mobilku yang ringsek menghantam tiang besi, aku melihat tubuhku sendiri yang masih terjepit dasbor di kursi depan.


Comments

Terpopuler sepekan

Peristiwa Ganjil di Patahan Amigara

Ada yang mau tanya soal kemampuan ghaib dan indigo?

Cerita Seram Api Unggun

Don't Fear the Reaper

Pengalaman diculik jin

Aku anggota tim SAR kehutanan AS, aku punya kisah untuk diceritakan [Part 1]

Cerita Horor Kaskus