Skip to main content

aku melihat video kemping yang tak pernah didatangi temanku. NSFW

original story by walpurgisnight

--> Reddit: https://www.reddit.com/user/walpurgisnight
[ permit ]


Ini sudah menjadi tradisi.

Dua tahun terakhir ini kami selalu pergi kemping bersama, aku dan kelompok teman-temanku: Sean, Lin dan saudarinya Lily, Key, Sal, Monica, dan Gabe. Keluarga Monica sangat kaya dan mereka memiliki banyak tanah di pelosok Michigan, jadi kami menghabiskan dua musim panas terakhir kami berlibur di sana di hutan mereka. Kami mendirikan beberapa tenda di tempat yang pada dasarnya adalah halaman belakang rumah nenek Monica yang merupakan rumah besar bergaya Victoria dan berpura-pura kami “hidup liar” ketika sebenarnya, kami hanya tidur di luar sana selama lima jam tanpa minum-minum atau bermain game. Memasak di api unggun dan memanjat pepohonan memang menyenangkan, tapi itu hanya bagian kecil dari liburan ini.

Tak ada di antara kami yang membicarakannya atau mengakuinya keras-keras, bahkan juga Monica, tapi kami semua takut berada di sana lama-lama. Kami tak punya alasan kuat, tapi kami memang takut. Tak peduli berapa kali keluarga Pines meyakinkan kami bahwa lahan itu aman. Aku tak pernah melihat atau mendengar sesuatu yang aneh di sana—mungkin karena aku sudah menonton banyak film horor sehingga sudah tahu bagian seram hutan secara umum, tapi entahlah. Sesuatu di tanah luas itu membuatku merasa rentan.

Aku memberi kabar beberapa hari sebelum keberangkatan bahwa aku tak bisa ikut perjalanan kali ini. Salah satu rekan supervisorku harus melakukan operasi darurat pada lututnya dan tokoku tidak punya orang cadangan. Aku sangat kesal, tapi temanku tak menyalahkanku—kami semua tahu menjadi dewasa kadang menyebalkan. Kubilang pada mereka bahwa mereka masih bisa menggunakan pendingin, tenda, dan kamera perekamku dan bahwa mereka harus merekam perjalanan itu buatku. Aku memberi mereka pelukan selamat tinggal di pagi keberangkatan mereka kemudian aku berangkat kerja. Aku bilang pada Sal untuk menghubungiku begitu mereka tiba di sana karena aku tahu hanya dia yang akan mengingatnya.

Sal tak pernah menghubungiku—tak satupun dari mereka. Aku pulang kerja jam 22.00 dan mencoba SMS serta menelepon mereka, tapi tak ada balasan untukku. Aku memeriksa Twitter, Facebook—tak ada kabar dari siapapun. Tak ada update sejak status “memulai perjalanan” Gabe di pagi hari. Aku merasa ingin muntah—terasa ada sesuatu yang salah. Ibunya Key segera menghubungiku begitu aku mulai panik dan dia juga gelisah—Key belum bicara pada ibunya sepanjang hari, padahal dia selalu mengabari ibunya setiap dalam perjalanan. Berikutnya baru kutahu bahwa semalaman itu semua orangtua teman-temanku sedang berusaha menghubungi anak-anaknya. Tak ada dari mereka yang mendengar kabar dari anaknya sejak awal perjalanan. Ibu Monica menghubungi telepon rumah itu beberapa kali—Nenek Pines ada di luar kota tahun ini, tapi Monica harusnya menjawab jika mereka ada di sana—tapi dia tak menjawab.

Ayah Sean menyetir ke lahan Pines pagi berikutnya bersama orangtua Monica. Dia memberitahuku merasakan sesuatu begitu turun dari mobilnya. Saat kau berhenti di rumah itu, tak ada pagar atau apapun, jadi kau bisa melihat jika ada sesuatu terjadi di area sekitarnya—dia pasti akan melihat jika orang-orang mendirikan tenda begitu dia tiba di jalan masuk, tapi tak ada apapun. Tapi dia bilang semua jendela terbuka dan semua lampu menyala. Dalam setengah jam, mereka memanggil polisi.

Aku diminta untuk datang, melihat rekamannya, dan menjawab pertanyaan yang kubisa. Aku transkripkan apa yang kulihat sebaik yang kubisa.

Klip 1, 10:45 16/9/2016

Gabe mengarahkan kamera ke spion tengah.

Gabe: “Dari mana kau tahu kalau sedang merekam?”

Monica: “Tombol hijaunya menyala, bodoh.”

Klip 2, 13:15 16/9/2016

Gabe merekam bagian belakang mobil Lin di depan mereka. Dia sedang bicara pada Sean dan Monica tapi aku tak tahu apa yang mereka katakan, bahkan dengan volume dikeraskan. Hujan sangat deras dan aku bisa melihat kilatan petir.

Klip 3, 20:16 16/9/2016

Closeup wajah Monica. Dia merokok dan berayun di kursi goyang di teras belakang. Dia terlihat agak mabuk. Dia sadar sedang direkam dan mengedip ke kamera. Kukira Sean tertawa.

Klip 4, 10:16 17/9/2016

Aku menelan ludah dengan susah payah saat melihat catatan waktunya—ini tak masuk akal. Sabtu pagi—ayah Sean sudah memanggil polisi saat itu. Aku ingin bertanya pada si polisi apa yang sedang terjadi, tapi dia memintaku untuk terus menonton baik-baik.

Lily membalik panekuk. Dia mengernyitkan hidung ke kamera dan Gabe terkikik.

Gabe: “Kau terlihat kurang sehat, Lil. Belum tidur?”

Lily: “Bagaimana bisa? Dengan semua jeritan malam itu?”

Gabe: “Apanya?”

Lily: “Kau tidak mendengarnya? Aku dan Lin sangat ketakutan—“

Gabe: “Yang benar saja? Kami tak dengar apa-apa.”

Lily: “Yeah, suaranya seperti kucing yang terbakar, tapi—aneh. Rasanya itu tidak alamiah.”

Gabe: “Kami di tenda semalaman dan tidak mendengar apapun—“

Lily: “Kau beruntung! Kami masuk ke rumah sekitar jam 4 dan masih ada. Aku tak tahu kapan berhentinya tapi kurasa aku akhirnya tertidur.”

Gabe: “Bagaimana dengan yang lain?”

Lily: “Mereka belum bangun, entahlah. Sini, bisakah kau ambilkan—“

Klip 5, 11:14 17/9/2016

Shot luas “halaman belakang”. Aku bisa mendengar denting gelas dan beberapa temanku menghisap rokok. Aku melihat sosok berdiri jauh di garis hutan, tapi siapapun yang sedang merekam tak melihatnya. Lalu aku mendengar suara Gabe, diikuti Sean, lalu Key—mereka bicara soal bak panas yang butuh perbaikan karena bubble-jetnya tidak berfungsi, lalu sosok itu bergerak dan Gabe melihatnya—

Gabe: “Whoa, whoa, apa-apaan—“

Key: “Apa?”

Sean: “Bung—“

Gabe: “Ya ampun, ya ampun, apa it—“

Kay: “Gabe—“

Sean: “Yo, ada apa, man—“

Gabe: “Apa kau lihat? Apa kau melihat—“

Sosok itu meliuk menuju kejauhan dan aku menutup mulut dengan tangan. Bentuknya seperti manusia, tapi dia mulai melakukan gerakan aneh mengejang-ngejang dengan tangannya—tangan itu tampak merentang sangat panjang kemudian menyusut lagi. Kakinya bengkok seperti flamingo. Laki-laki di belakang kamera berteriak ketakutan. Gambar beralih ke sosok itu yang meluncur naik ke pepohonan.

Klip 6

Catatan waktunya dimatikan.

Saat itu malam, rekaman bagian belakang rumah dengan gambar bergoyang. Lampu teras menyala dan ada punggung Lily dan Key di depan kamera. Mereka mendekam di tangga dan Lily sedang menangis. Key menoleh ke belakang dan berkata, “Matikan”, tapi kamera masih merekam. Key mencium puncak kepala Lily dan mengusap punggungnya, tapi Lily hampir tak bergerak.

Key: “Apa kau yakin melihat...”

Suaranya terlalu pelan untuk bisa kudengarkan. Aku yakin Gabe adalah yang merekam lagi. Aku tak melihat Monica di layar tapi aku mendengar suaranya, kemudian Sean.

Monica: “Apa yang terjadi?”

Sean: “Kau tak mendengarnya?”

Monica: “Apa maksudmu—“

Sean: “Ada sesuatu di rumah ini, man—“

Gabe: “Teman-teman—“

Monica: “—aku memeriksa semua kamar, tak ada apa-apa di sini—“

Sean: “—membuatku takut, man, aku sudah lelah dengan semua ini—“

Monica: “Lalu kau mau aku melakukan apa, Sean?”

Klip7:

Rekaman sesuatu—seseorang?—tinggi di atas pohon. Siapapun yang merekamnya sedang terengah dan batuk seakan sedang menangis dan itu sepertinya Gabe atau Sal. Kamera fokus pada apapun yang ada di atas sana dan sesuatu mematahkan pohon dan jatuh. Tak ada suara saat dia mendarat, dan disitulah rekamannya terhenti.

Klip 8:

Itu rekaman kamar Monica, atau apa yang dulunya adalah kamarnya saat masih kecil. Aku hanya pernah di kamar itu beberapa kali—penuh dengan barang anak-anak usang jadi tak ada yang bisa kami lihat atau kerjakan di sana. Jendelanya terbuka dan angin sepoi-sepoi meniup gorden. Terdengar suara sesuatu seperti gelas pecah yang tampaknya datang dari lantai bawah dan aku hampir melompat dari kursiku, menutup mataku, tapi si polisi menyentuh lenganku, memberitahuku tak ada yang menyeramkan di rekaman itu. Masih cuma kamar itu, merah muda dan ungu dengan cahaya matahari menerobos. Rekamannya berakhir dengan suara keras lain dan aku bersumpah melihat sekelebatan wajah seseorang, mata lebar dan suram, mengintip dari sudut jendela—hanya sesaat. Aku terkesiap keras dan menoleh ke sekeliling untuk mencari si polisi dan dia memberiku anggukan untuk terus menonton.

Klip terakhir yang mereka perlihatkan padaku masih rekaman kabur dari ruang tengah. Kamera mengarah ke jendela yang menghadap ke halaman belakang dan aku dapat melihat api unggun. Televisinya tidak tersorot tapi aku bisa mendengar musik menu game Mario Kart—gambarnya terus in dan out fokus dan aku tak tahu siapa yang sedang merekam, kameranya hanya ditinggalkan menyala. Itu sekitar satu setengah menit kemudian, mendadak listrik rumah padam oleh dentuman dan aku terlonjak di kursiku. Ada suara lolongan aneh datang dari luar, tapi itu bukan coyote, bukan binatang—seperti dua atau tiga orang sedang meniru serigala, tapi keliru. Sesuatu menabrak jendela dengan keras dan aku mengerjap—ada darah memercik di sana, dan lewat percikannya, aku bisa melihat seseorang dengan anggota badan aneh berdiri di samping api unggun. Dia tak bergerak. Dia hanya berdiri di sana dengan kepala menunduk, terpaku sepenuhnya pada api sementara lolongan terus berlanjut, dan aku mulai menyadari sesuatu. Lolongan itu terdengar selalu sama setiap saatnya—seperti klip suara sepanjang 6 detik yang diputar berulang. Begitu aku menyadarinya, suara itu berhenti sepenuhnya dan aku teralihkan hingga hampir tak melihat sosok itu menghilang—dia tak meninggalkan layar, aku tak melihatnya bergerak, dia hilang begitu saja. Apinya padam dan lampu di rumah kembali menyala. Musik menu Mario Kart kembali berputar dan aku bisa mendengar teman-temanku tertawa, denting botol bir. Gambarnya berubah kabur kemudian kamera mati.

Itulah rekaman yang mereka tunjukkan padaku. Aku ditanyai sedang di mana saat semua itu terjadi, kenapa aku tak ikut dalam perjalanan itu, mengapa teman-temanku punya beberapa barang milikku, terutama kamera. Dan aku katakan pada mereka yang sebenarnya. Kukatakan pada mereka tentang dua tahun sebelumnya, bahwa tak pernah ada hal aneh terjadi di lahan Pines sebelumnya. Sebagai gantinya aku menanyai mereka apa yang terjadi pada teman-temanku.

Mereka bilang tujuh mayat ditemukan di lahan itu—tak satupun dari mereka adalah temanku. Orangtua mereka meminta untuk mengidentifikasi mayat itu dan memang tak ada yang cocok. Teman-temanku hilang begitu saja.

Aku tahu polisi tak akan memberitahuku, jadi aku bertanya pada ayah Sean soal tujuh mayat asing itu. Apa keluarga Pines kenal? Dia tak tahu. Dia hanya memberitahuku bagaimana dia menemukannya—keenamnya, di lahan kosong di tengah hutan, terbaring melingkar mengitari pohon dengan isi perut mereka saling terhubung, bergandengan tangan seperti sedang berdoa. Mayat ketujuh bertengger di puncak pohon, ditusuk hingga tembus kepala di dahan tertinggi.


Comments

  1. Keren, semoga selalu update

    ReplyDelete
  2. Masalah catatan waktunya gimana ya itu wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. mereka udah masuk ke dunia lain barangkali.

      Delete
  3. Yah... Kentang endingnya

    ReplyDelete

Post a Comment

Tinggalkan komentar

Terpopuler sepekan

Pengalaman diculik jin

Aku anggota tim SAR kehutanan AS, aku punya kisah untuk diceritakan [Part 2]

Cerita Seram Api Unggun

Aku anggota tim SAR kehutanan AS, aku punya kisah untuk diceritakan [Part 1]

Nyasar ke Dunia Gaib Bareng Abang Ojol - [Repost Twitter]

Peristiwa Ganjil di Patahan Amigara

Catatan Atas Awan

Ada yang mau tanya soal kemampuan ghaib dan indigo?