Skip to main content

Mr. Lakavote

original story by nocturnalnanny
FB: https://www.facebook.com/Nocturnalnanny/
[ permit ]

Aku tak yakin apa ini akan membantu orang lain, tapi jika ceritaku menyelamatkan satu orang saja dari mimpi buruk yang kualami, aku akan menganggapnya sebagai kemenangan. Aku meminjam ponsel yang kuselundupkan kemari, dan sang perawat, yang sekarang mengawasi setiap gerak-gerikku akan datang sebentar lagi, jadi aku harus cepat-cepat.

Beberapa hari lalu, aku sedang tiduran di kasur membaca Reddit, seperti yang biasa kulakukan untuk membuat diriku mengantuk, ketika aku sampai pada kisah yang membuat punggungku merinding ini.

Setelah aku selesai membaca, aku berkata pada diriku sendiri, “wow, ini mengerikan,” kemudian aku melanjutkan ke kisah berikutnya. Kesalahan besar.

Dua puluh menit kemudian, aku mendengar suara garukan dari pintu kamarku dan aku membeku. Bingung, karena aku tinggal sendirian, aku menyalakan lampu di sampingku dan melihat ke arah pintu kamarku.

hening.

Setelah beberapa saat, aku putuskan itu hanya pikiranku saja. Lagian aku sedang membaca cerita seram di tengah kegelapan. Mungkin bukan hal terbaik untuk dilakukan sebelum tidur, tapi hei, siapa yang tak suka cerita yang membuat bulu kuduk berdiri sebelum memejamkan mata.

Aku kembali membaca r/nosleep ketika sekali lagi, aku mendengar garukan panjang di pintu. Aku perlahan bangkit dari tempat tidur dan berjingkat ke arah suara. Meraih handel pintu, aku membukanya pelan dan mengintip ke ruang tengah, hanya untuk melihatnya kosong.

Aku menutup pintu perlahan dan berjalan balik menuju tempat tidur, tepat saat pintu lemariku terbuka! Nah, aku tak tahu bagaimana dengan kalian, tapi saat tiba saatnya untuk memilih berlari atau melawan, aku lebih memilih membeku di tempat dengan mata terpejam. Macam pertahanan diri inilah yang tertanam padaku semenjak cerita-cerita hantu saat kecil.

Setelah beberapa saat, aku putuskan untuk membuka mata dan hati-hati memandang ke lemariku. Aku mendengar jam yang kutaruh di samping tempat tidur berhenti berdetak, itulah saat aku bertemu dengannya.

Tingginya hampir 2,5 meter, berdiri pada kaki panjang yang kurus, dengan lengan sangat panjang yang rasanya merentang selamanya. Dari yang kulihat tubuhnya tampak berselimut celah dalam yang gelap. Dia mengenakan jubah bertudung panjang yang menyentuh lantai, sehitam tengah malam tanpa bulan, yang memperlihatkan sedikit matanya yang semerah rubi.

Si—siapa kau? Aku bertanya dengan suara gemetar.

Dia tak pernah menggerakkan bibirnya, tapi aku mendengarnya biacara pada jiwaku dengan suara paling mengancam, “Aku Mr. Lakavote dan aku di sini untuk mengoreksi kesalahanmu.”

Amat ketakutan, membeku di tempat, aku bertanya padanya apa kesalahanku, tapi sebelum aku selesai dia sudah tepat di hadapanku. Napasnya berbau daging busuk dan kematian saat dia mengembuskannya di wajahku.

Dia menjulurkan jemari tulangnya ke pipiku, dan aku langsung tahu apa yang bisa dia lakukan. Aku merasakan mataku tercabik dari kepalaku dan rasa terbakar yang mengikutinya. Aku mulai menjerit, tapi tak ada suara keluar. Aku terjebak di nerakaku sendiri saat kegelapan mengepungku. Sendiri dan ketakutan. Aku ingin mati. Aku ingin penderitaan ini berakhir.

Lagi, aku mendengar suaranya seakan ada di dalam otakku, “Aku penjaga vote, kau tahu apa yang kau perbuat. Kau akan mengoreksi kesalahanmu atau aku akan mengambil matamuuu, bersama jiwa kekalmu. Kau punya 24 jammm.”

Secepat kedatangannya, Mr. Lakavote lenyap.

Aku tak tidur malam itu. Aku mendapat sebuah penglihatan horor, aku mendapat penderitaan yang membuatku berkeringat dan kedinginan di saat yang bersamaan. Apa aku memimpikan semua itu? Bisakah pikiranku mengarang sesuatu yang begitu mengancam dan jahat? Dan rasa sakitnya, ya Tuhan sakit yang kurasakan, aku tak pernah mengalami penderitaan yang mendekati ini di sepanjang hidupku.

Pagi berikutnya, mondar-mandir di apartemenku, aku berpikir keras untuk menemukan apa kesalahanku. Apa aku lupa memberi vote—suara—di pemilu kemarin? Apa aku melewatkan polling karyawan di tempat kerja? Hal penting apa yang kulewatkan vote-nya hingga keselamatan jiwaku bergantung padanya?

Berusaha menjernihkan kepalaku, aku putuskan untuk membuka Reddit, seperti biasa itu akan membuatku merasa baikan dan rileks. Saat aku menggulirkannya, aku melewati cerita yang kubaca semalam. Yang membuat bulu di belakang leherku berdiri.

Saat itulah aku tersadar. Aku sudah beralih ke cerita berikutnya tanpa memberi vote yang layak didapat cerita itu. Seketika, aku mengeklik gambar panah-naiknya dan menunggu, berharap seluruh jiwa raga bahwa itulah jawabannya. Apa aku baru saja main tebak-tebakan dengan nyawaku?

Aku menunggu seharian, aku tak makan, aku tak beranjak, bahkan aku nyaris tak bernapas. Aku berpikir untuk menulis pada keluargaku ucapan selamat tinggalku, tapi aku merasa terlalu kosong untuk menuangkan kata-kata. Lagipula tak akan ada yang percaya padaku.

Saat matahari terbenam perlahan, aku putuskan mungkin sebaiknya aku menunggu di kamarku dan berharap akan berhasil menebus diriku sendiri, atau aku akan kehilangan mata dan jiwaku. Pemikiran itu membuatku muntah ke tempat sampah di samping tempat tidur dan gemetar keras dengan teror ketakutan yang amat mendalam.

Saat 24 jam akhirnya tiba, aku menutup mata, menahan napas, dan menunggu. Berdoa. Memohon, agar jiwaku akan terselamatkan dan diampuni.

hening

Kemudian, aku mendengar suara napas, aku mencium daging busuk, aku merasakan semua rambut di tubuhku bangkit. Ketika akhirnya aku membua mata, aku merasakan dingin yang menusuk tulang, seakan aku sedang di dalam pendingin seperti mayat. Di sanalah dia, tepat di hadapanku. Matanya berubah menjadi safir saat dia menatap ke jiwaku.

“Jangan mengulanginya lagi,” dia mengembuskan suara yang hingga hari ini masih menghantui mimpi-mimpiku. Lalu dia lenyap.

Aku tahu beberapa di antara kalian tak akan percaya padaku. Sial, aku sendiri tak yakin percaya padanya. Seperti kata dokter di sini, “itu semua hanya terjadi di kepalaku.” Tapi, demi cinta kasih pada bola mata dan jiwamu... JANGAN lupa untuk memberi vote saat kau membaca cerita di Reddit, atau kau akan mendapat “kesenangan” bertemu Mr. Lakavote.


Comments

  1. Lakavote like a vote ? Lack a vote...?

    ReplyDelete
    Replies
    1. langka vote (bahasa tegal / purwokerto) :D

      Delete

Post a Comment

Tinggalkan komentar

Terpopuler sepekan

Aku anggota tim SAR kehutanan AS, aku punya kisah untuk diceritakan [Part 2]

Pengalaman diculik jin

Aku anggota tim SAR kehutanan AS, aku punya kisah untuk diceritakan [Part 1]

Peristiwa Ganjil di Patahan Amigara

Cerita Seram Api Unggun

Cerita Horor Kaskus

Nyasar ke Dunia Gaib Bareng Abang Ojol - [Repost Twitter]

Cerita para petugas kamar mayat & pemakaman